Internasional

Gawat! Peringatan Resesi Muncul Lagi, Ini Biang Keladinya

Lucky Leonard Leatemia, CNBC Indonesia
Kamis, 24/03/2022 07:10 WIB
Foto: Reuters/ Brendan McDermid

Jakarta, CNBC Indonesia - Peringatan resesi kini bergema kembali. Triliuner Carl Icahn memberikan peringatan tersebut.

"Saya pikir kemungkinan terjadinya resesi sangat besar, bahkan bisa lebih buruk lagi," kata Icahn, dalam acara "Closing Bell Overtime" CNBC International, dimuat Rabu (23/3/2022).


Icahn mengatakan inflasi yang sangat tinggi menjadi ancaman bagi utama bagi perekonomian. Lalu, perang Rusia-Ukraina yang menambah ketidakpastian yang ada.

"Saya telah melakukan aksi lindung nilai dalam beberapa tahun terakhir. Kami memiliki nilai yang kuat terhadap posisi beli dan kami mencoba untuk terus mendapatkan keunggulan itu," tuturnya.

Angka inflasi di Amerika Serikat (AS) misalnya, kini berada di level tertinggi dalam 40 tahun terakhir, yang membuat bank sentral AS (The Fed) akan agresif menaikkan suku bunga di tahun ini.

The Fed pada pekan lalu sudah menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 0,25% - 0,5%. Bank sentral juga berencana menaikkan enam kali lagi masing-masing 25 basis poin di tahun ini.

"Saya benar-benar tidak tahu apakah mereka (The Fed) bisa merancang 'pendaratan yang mulus'. Inflasi adalah hal yang mengerikan," tegasnya.

Dia pun mengingatkan bahwa manajemen yang buruk dalam situasi seperti sekarang ini dapat menyebabkan bencana. Icahn menyinggung banyak perusahaan besar di AS yang dipimpin oleh CEO yang tidak kompeten.

Resesi adalah periode saat terjadi penurunan roda perekonomian yang ditandainya dengan melemahnya produk domestik brotu (PDB) selama dua kuartal berturut-turut atau lebih dalam satu tahun. Resesi biasanya ditandai dengan kenaikan tingkat pengangguran, penurunan penjualan ritel, dan terjadinya kontraksi di pendapatan manufaktur untuk periode waktu yang panjang.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: OECD Pangkas Proyeksi Ekonomi RI - Australia Terancam Resesi