Menkes Bongkar Alasan Jokowi Longgarkan Prokes Jelang Ramadan
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memutuskan untuk mengambil beberapa langkah pelonggaran jelang Ramadan dan Idulfitri tahun 2022. Keputusan itu diambil seiring perkembangan pandemi Covid-19 di tanah air yang terus membaik.
Dalam keterangan pers virtual, Rabu (23/3/2022), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan reproduction rate (R0) Covid-19 terus menurun hingga mendekati 1. Hal tersebut menunjukkan situasi penularan virus Corona yang kian turun.
DI sisi lain, cakupan vaksinasi Covid-19, termasuk booster, di tanah air terus mengalami peningkatan. Ditambah lagi imbas lonjakan kasus yang dipicu varian Delta tahun lalu membuat masyarakat Indonesia double immunity yang berasal dari vaksinasi dan infeksi.
"Sehingga demikian pemerintah melihat memang harusnya bisa lebih dilonggarkan prokes kita, terutama presiden sangat concern sekali agar seluruh umat Muslim saudara-saudara kita di Indonesia tahun ini bisa melaksanakan ibadah Ramadaan dan Idulfitri dengan lebih baik seperti dahulu," ujar Budi Gunadi.
Seperti diketahui, selama dua tahun terakhir, umat Muslim melaksanakan ibadah Ramadan dan merayakan Idulfitri dalam kondisi terbatas.
"Jadi atas saran bapak presiden tersebut mari kita berikan kesempatan kepada rekan-rekan kita, saya jg akan merasakan akibatnya dan sangat sengan mendengarkan hal itu agar kita bisa melakukan ibadah Ramadhan dan juga merayakan Idulfitri yang lebih normal lagi," kata Budi Gunadi.
Kendati demikian, dia menyampaikan concern kepala negara perihal dampak negatif vaksinasi orang tua yang tidak lengkap. Padahal, orang tua yang menjadi sasaran kunjungan anak-anak.
"Jadi beliau dengan sangat bijak bilang ya kita rayakan Lebaran dengan baik jangan sampai kebaikan kita justru merugikan para orang tua yang dikunjungi anak-anak dan cucu-cucunya," ujar Budi Gunadi.
Seperti diberitakan, Jokowi memutuskan untuk mengambil beberapa langkah-langkah pelonggaran.
"Pelaku perjalanan dari luar negeri yang tiba melalui bandara di seluruh Indonesia, tidak perlu lagi harus melewati karantina. Namun, pemerintah tetap mewajibkan pelaku perjalanan yang tiba dari luar negeri untuk melakukan tes PCR. Kalau tes PCR-nya negatif, silakan langsung keluar dan bisa beraktivitas. Kalau tes PCR-nya positif, akan ditangani oleh Satgas Covid-19," katanya.
Menurut Jokowi, situasi pandemi yang membaik juga membawa optimisme menjelang datangnya bulan suci Ramadan. Tahun ini, umat muslim dapat kembali menjalankan ibadah salat tarawih berjemaah di masjid dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Bagi masyarakat yang ingin melakukan mudik Lebaran juga dipersilakan, juga diperbolehkan, dengan syarat sudah mendapatkan dua kali vaksin dan satu kali booster, serta tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat," ujar Jokowi.
Namun, untuk pejabat dan pegawai pemerintah, Jokowi masih melarang untuk melakukan buka puasa bersama dan juga open house.
"Semoga tren yang semakin membaik ini dapat kita pertahankan. Saya minta kita semuanya tetap menjalankan protokol kesehatan, disiplin menggunakan masker, rajin mencuci tangan, dan menjaga jarak," katanya.
(miq/miq)