Ini Sederet Alasan Kenapa Produksi Migas RI Masih Rendah

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
23 March 2022 16:35
lapangan migas, doc SKK Migas
Foto: lapangan migas, doc SKK Migas

Jakarta, CNBC Indonesia - Upaya pemerintah untuk mengejar target produksi minyak dan gas bumi pada 2022 ini cukup menantang. Pasalnya realisasi produksi minyak di awal tahun ini masih rendah dari target yang dicanangkan.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan bahwa kondisi ini terjadi lantaran beberapa faktor seperti adanya gangguan produksi yang tidak direncanakan (unplanned shutdown). Terutama yang terjadi di Blok Rokan dan Blok Cepu yang merupakan blok andalan produksi minyak nasional.

Kemudian, masalah percepatan perizinan hingga ketersediaan rig pengeboran di lapangan. Beberapa faktor tersebut cukup signifikan dalam mempengaruhi capaian produksi minyak di awal tahun ini.

"Banyak hal yang kita butuhkan percepatan perizinan hingga kecukupan rig," kata Dwi dalam acara Drilling Summit Tahun 2022, Rabu (23/3).

Dwi mencatat rig pengeboran yang beroperasi saat ini setidaknya jumlahnya mencapai 34 unit. Rig pengeboran tersebut terdiri dari 25 unit rig darat (onshore) dan 9 unit rig laut (offshore).

Namun, ketersediaan rig yang ada ini rupanya belum dapat mengakomodir kebutuhan target pengeboran sumur migas yang sudah dicanangkan di tahun ini. Sehingga berdampak pada realisasi pengeboran sumur pengembangan di awal tahun ini yang meleset dari target dan berimbas pada capaian produksi.

Adapun target produksi minyak siap jual atau lifting pada tahun ini sebesar 703 ribu bph. Target ini setidaknya mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu yang hanya terealisasi 660 ribu bph.

Namun demikian, di awal tahun ini berdasarkan catatan SKK Migas, realisasi produksi lifting minyak baru mencapai 632 ribu bph.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Miris! Produksi Migas RI Dalam Lima Tahun Terus Menyusut

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular