Tekan Konsumsi BBM, Ini 3 Skema PLN Ubah Pembangkit Diesel

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
23 March 2022 14:10
Melihat PLTD Tertua di Kendari yang Berhenti Beroperasi Karena Tol Listrik
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Yogyakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) akan mengubah atau mengonversi 1.873 Mega Watt (MW) atau hampir 2 Giga Watt (GW) Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)-nya.

Wiluyo Kusdwiharto, Direktur Mega Proyek dan EBT PLN, mengatakan konversi PLTD ini merupakan program dedieselisasi (pengurangan) pembangkit listrik berbasis BBM di PLN.

Menurutnya, ini merupakan bentuk komitmen PLN dalam mendukung program dekarbonisasi pemerintah untuk mencapai netral karbon atau net zero emission pada 2060.

Untuk mengurangi PLTD ini, pihaknya akan melakukannya dengan tiga skema, yakni mengubah PLTD ke pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT), mengonversi PLTD ke gas atau gasifikasi, dan mengubah PLTD menjadi interkoneksi ke jaringan (grid).

Dia mengatakan, saat ini PLN memiliki PLTD mencapai 5.200 unit tersebar di 2.130 lokasi, yang rata-rata berada di daerah terpencil (isolated). Pada 2020, konsumsi BBM untuk PLTD mencapai 2,7 juta kl atau setara dengan Rp 16 triliun.

"Dalam program dedieselisasi, PLTD existing tersebut direncanakan untuk dikonversi menjadi tiga skema yaitu konversi PLTD ke EBT, konversi PLTD ke gas (gasifikasi), dan konversi PLTD menjadi interkoneksi ke grid," paparnya dalam seminar 'Renewable Energy Technology as Driver for Indonesia's De-Dieselization' yang merupakan rangkaian dari Sidang Energy Transition Working Group (ETWG) dalam rangka Presidensi G20 di Yogyakarta, Rabu (23/03/2022).

Dia menjelaskan, program konversi PLTD ke pembangkit EBT seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) mempunyai dua skema, yaitu konversi PLTD menjadi PLTS dan baterai atau hybrid menggunakan PLTS dan PLTD yang ada.

Konversi PLTD ke pembangkit berbasis EBT ini menurutnya khususnya dilakukan di daerah-daerah yang terpencil (isolated), jauh dari jaringan listrik PLN, dan tidak memiliki sumber energi baru terbarukan alternatif lainnya.

Adapun pembangkit listrik berbasis BBM yang akan diubah ke pembangkit EBT ini mencapai 499 MW. Untuk tahap 1, direncanakan sekitar 212 MW PLTD di 183 lokasi akan diubah menjadi PLTS dan baterai. Dan selanjutnya untuk fase 2, akan dilakukan konversi sekitar 287 MW PLTD.

"Diharapkan dengan program konversi PLTD dengan total 499 MW ke EBT ini dapat menurunkan pemakaian BBM sebesar 67 ribu kl, menurunkan emisi CO2 sebesar 0,3 juta ton CO2e, serta meningkatkan bauran energi EBT sebesar 0,15%," tuturnya.

Untuk fase 1, menurutnya pihaknya akan menerapkan beberapa konsep lelang untuk mengoptimalkan proyek ini, salah satunya yaitu akan dibagi ke dalam 8 klaster dengan jumlah PLTD yang dikonversi sebesar 14-55 MW di setiap klaster.

"Klasterisasi ini akan meningkatkan ukuran proyek dan juga nilai ekonomi proyek, sehingga menjadi menarik untuk dikembangkan," ujarnya.

"PLN telah meluncurkan pengadaan de-dieselization ini pada 1 Maret 2022 lalu dan mengundang semua pengembang yang sudah terdafatar dalam DPT untuk mengikuti lelang PLN," imbuhnya.

Sementara untuk skema kedua yakni konversi PLTD ke gas (gasifikasi) akan dilakukan pada 304 MW PLTD yang ada. Dan untuk konversi PLTD ke interkoneksi jaringan, akan mencapai 1.070 MW PLTD.

Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) hingga 2030, target pembangunan EBT PLN mencapai 51,6% atau sebesar 20,9 Giga Watt (GW) pembangkit baru EBT yang antara lain terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) 10,4 GW, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) 3,4 GW, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 4,7 GW and pembangkit EBT lainnya 2,5 GW.

"Pengembangan 4,7 GW Solar Power (PLTS) sendiri sudah termasuk di dalamnya program konversi PLTD ke PLTS secara hybrid," imbuhnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pembangkit BBM Bakal Disetop, Diubah Jadi 1.200 MW PLTS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular