Waduh! Buwas Cemas RI Terancam Impor Beras Tahun ini

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
Rabu, 23/03/2022 06:45 WIB
Foto: Beras Bulog (CNBC Indonesia/ Tri Susuilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, pihaknya terancam tidak bisa menyerap beras produksi petani. Pasalnya, harga pembelian Bulog kalah bersaing dengan swasta. Dia mengkhawatirkan, kondisi ini akan jadi cikal bakal dibukanya impor beras medium.

Pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 24/2020 tentang Penetapan Harga Pembelian Pemerintah Untuk Gabah atau Beras. Yakni, Rp4.200 per kg di petani, untuk gabah kering panden (GKP) dengan kadar air maksimal 25%, kadar hampa 10%. Sebagai dasar pembelian cadangan beras pemerintah (CBP) oleh Bulog.

Padahal, imbuh dia, saat ini sedang terjadi panen di mana-mana. Namun, Bulog tidak bisa menyerap karena terbelenggu ketentuan harga beli. Sementara, lanjut dia, pemerintah menugaskan Bulog harus memiliki CBP.


"Di lapangan, swasta itu sudah banyak ambil dengan harga Rp4.700 - 4.800 per kg (GKP). Bulog tidak bisa ambil. Di satu sisi saya senang karena petani diuntungkan. Dan, tidak ragu lagi kekurangan beras karena sudah banyak diserap swasta. Persoalannya bila nanti CBP ditentukan oleh Mentan katakan 1,5 juta ton, maka kami pasti tidak bisa menyerap sejumlah itu karena aturan tadi," kata pria akrab disapa Buwas ini saat rapat kerja Komisi IV DPR RI dengan Menteri Pertanian di Jakarta, Selasa (22/3/2022).

Sebelumnya, saat rapat dengar pendapat (RDP) Bulog dengan Komisi IV pada 17 Januari 2022, Buwas mengatakan, akan ada potensi sebanyak 4,14 juta ton beras produksi petani dalam negeri yang bisa diserap Bulog pada triwulan I tahun 2022. Angka itu, kata dia, ideal untuk memenuhi kebutuhan stok 1 - 1,5 juta ton beras.

Untuk tahun anggaran 2022, kata dia, proyeksi pengelolaan CBP Bulog adalah 1,25 juta ton dari dalam negeri.

"Saya hanya takut, mudah-mudahan tidak terjadi, begitu Bulog tidak bisa serap CBP maka kita dipaksa untuk impor. Mau tidak mau, karena ini CBP, cadangan pemerintah ditentukan negara. Kalau harus impor, ini persoalan baru lagi, mematikan petani lagi. Produksi luar biasa akan dipatahkan impor," kata Buwas.

Bulog sendiri dilaporkan tidak melakukan impor beras selama 3 tahun terakhir.

Karena itu, lanjutnya, untuk mengantisipasi, Bulog terus melakukan penyerapan dengan pembelian komersial.

Mengutip data BPS, harga GKP pada Januari 2022 adalah Rp5.009,67 per untuk kadar air 18,74%. Pada Februari 2022, harga melandai jadi Rp4.849,13 per kg.

Di sisi lain, Buwas mengungkapkan, tengah menanti kepastian pembayaran dari pemerintah. Untuk disposal 20 ribu ton beras Bulog.

"Kami juga sudah melaksanakan penyaluran beras PPKM sesuai perintah Presiden. Semua clear, kami sudah selesaikan sampai ke Papua. Yang bermasalah adalah pembayarannya. Saya sudah kirim surat berkali-kali, koordinasi berkali-kali, tapi tidak ada kepastian," kata Buwas.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bos Bapanas Ungkap Prospek RI Ekspor Beras - Target Swasembada