Impor Kedelai Selalu Ricuh, Begini Usul Perajin Tahu - Tempe

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
22 March 2022 06:45
Pekerja memproduksi tahu di pabrik tahu kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu (23/2/2022). Usai melakukan melakukan mogok produksi sejak 21 februari kemarin, para perajin tahu di lokasi ini mulai membuat tahu kembali untuk dijual keesokan harinya. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Pekerja memproduksi tahu di pabrik tahu kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu (23/2/2022). Usai melakukan melakukan mogok produksi sejak 21 februari kemarin, para perajin tahu di lokasi ini mulai membuat tahu kembali untuk dijual keesokan harinya. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perajin tahu tempe mengusulkan strategi untuk memangkas impor kedelai yang selama ini memenuhi hingga 90% kebutuhan untuk pangan di dalam negeri. Akibatnya, setiap tahun terjadi gejolak di dalam negeri akibat pergerakan harga dan produksi kedelai global.

Selain meminta pemerintah menata kembali sistem perdagangan kedelai, perajin tahu dan tempe meminta pemerintah fokus membina petani kedelai lokal. Perajin yang tergabung dalam, Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Koptindo) berjanji akan membeli kedelai lokal.

Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin mengatakan, Indonesia mengimpor setidaknya 3 juta ton kedelai setiap tahunnya untuk makanan. Angka itu, kata dia, bisa dikurangi dengan menggunakan kedelai lokal.

Hanya saja, ujar dia, selama ini kedelai yang dihasilkan petani lokal kualitasnya masih jelek dan tanpa proses penyortiran akhir pascapanen. Akibatnya, sering ditemui benda lain.

"Kami minta, please... kedelai lokal yang dari petani itu kotor, ada daun, terkadang masih mentah, tercampur batang tanah, kadang terlalu tua. Tolong dibina. Kami siap membeli dengan kualitas bagus sehingga hasilnya bagus. Sekarang ini dengan harga impor Rp12.000 kami beli 10.000 pun mau," kata Aip saat rapat dengar pendapat dengan Komisis IV DPR, Senin (21/3/2022).

Pekerja memproduksi tahu di pabrik tahu kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu (23/2/2022). Usai melakukan melakukan mogok produksi sejak 21 februari kemarin, para perajin tahu di lokasi ini mulai membuat tahu kembali untuk dijual keesokan harinya. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)Foto: Pekerja memproduksi tahu di pabrik tahu kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu (23/2/2022). Usai melakukan melakukan mogok produksi sejak 21 februari kemarin, para perajin tahu di lokasi ini mulai membuat tahu kembali untuk dijual keesokan harinya. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Pekerja memproduksi tahu di pabrik tahu kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu (23/2/2022). Usai melakukan melakukan mogok produksi sejak 21 februari kemarin, para perajin tahu di lokasi ini mulai membuat tahu kembali untuk dijual keesokan harinya. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Dengan begitu, lanjut dia, seiring membaiknya kualitas kedelai lokal, kuota impor bisa terus dikurangi. Dari saat ini kebutuhan sekitar 3 juta ton, pasokan lokal ada sekitar 300-500 ribu ton.

"Kalau ada 1 juta ton dari lokal berarti impor tinggal 2 juta ton. Dan harganya bisa misalnya jadi Rp9.000 dari saat ini sekitar Rp6.000 per kg karena kualitasnya jelek dan kotor," ujarnya.

Padahal, lanjutnya, untuk membuat tahu, kedelai lokal merupakan pilihan utama bagi perajin. Sebab, kedelai lokal bisa menghasilkan tahu yang lebih legit dan wangi.

"Kami tidak mungkin nggak berproduksi. Kalau seminggu saja tidak ada kedelai, kami kelaparan karena memang tidak ada bisa mengganti. Kalau seminggu tidak ada minyak goreng bisa diganti dengan rebusan. Kami seminggu saja tidak ada kedelai, kami mati kelaparan," katanya.

Di sisi lain, Aip menagih janji kosong subsidi harga kedelai yang hingga saat ini belum terealisasi.

"Pemerintah berjanji akan subsidi Rp1.000 per kg. Harga DO hari ini kebetulan hampir Rp12.000, akan dibantu pemerintah sehingga hanya bayar Rp11.000 per kg. Waktu itu dijelaskan Menteri Perdagangan (Mendag) diwakili pak Oke (Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan), ada Bulog dan Mentan. Alhamdulillah subsidi yang dijanjikan itu sampai sekarang nol koma nol," kata Aip.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Krisis Kedelai Tak Kelar-kelar, Perajin Tahu-Tempe Murka!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular