Internasional

Kecelakaan di China, Simak Fakta Boeing 737-800

Feri Sandria, CNBC Indonesia
21 March 2022 21:36
Boeing 737 Max dapat kembali mengudara setelah Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) mengeluarkan izin pada Rabu (18/11/2020). (AP/Ted S. Warren)
Foto: Boeing 737 Max dapat kembali mengudara setelah Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) mengeluarkan izin pada Rabu (18/11/2020). (AP/Ted S. Warren)

Boeing yang didirikan tahun 1916, pertama kali memproduksi pesawat amfibi yang dikenal dengan B&W Seaplane. Meski semula ditolak oleh angkatan laut AS, pesawat itu mulai diproduksi secara reguler karena AS memutuskan ikut dalam perang dunia kedua.

Selama perang dunia kedua, Boeing memproduksi pesawat pembom B-17 dan B-19. Alhasil perusahaan yang didirikan di Seattle dan kini berkantor pusat di Chicago tersebut kala itu menjadi perusahaan terbesar ke-12 dari sisi kontrak pada masa perang dunia kedua, menurut penelitian ekonom AS Frederic M. Scherer yang terbit di Harvard Business Review.

Sementara itu model 737 baru mulai diproduksi pada tahun 1960-an. Pesawat komersial berbadan sempit dengan mesin ganda (twin jet) tersebut pertama kali terbang tahun 1967 dengan model 737-100. Setahun setelahnya model 737-200 memulai masa bakti dengan maskapai Jerman Lufthansa.

Sejak itu hingga sekarang, Boeing telah mengeluarkan empat generasi dari model 737, termasuk jenis yang baru saja mengalami kecelakaan di China yang merupakan generasi ketiga (next generation/NG). Model 737-800 juga merupakan model yang paling banyak digunakan dan bersaing, khususnya melawan penjualan Airbus A320.

Boeing 737-800 dapat menampung 162 penumpang dalam layout dua kelas atau 189 penumpang untuk yang hanya memiliki satu kelas. Model ini pertama kali diluncurkan pada 5 September 1994.

Bersama dengan generasi pertama (original), generasi kedua (classics) dan generasi keempat (MAX) yang sempat dilarang terbang beberapa tahun lalu, Boeing 737 merupakan pesawat komersial untuk penerbangan sipil yang paling banyak diproduksi. Hingga Desember tahun lalu, Boeing mencatat telah mengirimkan 10.887 unit model 737.

Sementara pengiriman Airbus 320 yang baru mulai diproduksi tahun 1986 hanya kalah sedikit. Dengan total pengiriman mencapai 10.176 unit hingga tahun lalu.

Nyaris setengah dari total pengiriman model 737 sejak pertama diproduksi tahun 1966 merupakan seri 800 dan 800A. Sedangkan sejak tahun 2020, pengiriman kedua seri tersebut hanya sebanyak 34 unit, dengan seri 800 terakhir sebanyak dua unit dikirim ke China Eastern Airlines tahun 2020.

Data penjualan Boeing mencatat, maskapai tersebut sejak pemesanan pertama tahun 2014, telah membeli sebanyak 133 model tersebut. Sedangkan untuk model terbaru yang kontroversial 737 MAX, perusahaan telah menerima pengiriman 14 unit sejak tahun 2017.

Sebagai perbandingan dua maskapai terbesar di Indonesia, Garuda Indonesia dan Lion Air, secara total hanya membeli 105 unit Boeing 737-800 sepanjang sejarah. Pengiriman ke maskapai yang mengalami kecelakaan tersebut juga merupakan yang terakhir untuk keperluan penerbangan sipil komersial, setelah Boeing berhenti merakit model 737 generasi ketiga tahun 2019 lalu.

Halaman 3>>

(fsd/fsd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular