
Ekonomi Dunia Melesat di 2021, Tapi Awas Ada Masalah Serius!

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi dunia berhasil tumbuh tinggi selama 2021, yaitu 5,7%. Sayangnya itu hanya ditopang oleh dua negara besar, yaitu Amerika Serikat (AS) dan China. Sementara banyak negara berkembang terpuruk.
Hal ini disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Kuliah Umum bertajuk Mendorong Akselerasi Pemulihan Ekonomi dan Menjaga Stabilitas di Tengah Normalisasi Kebijakan Negara Maju dan Ketegangan Geopolitik yang disiarkan melalui akun Youtube BI, Senin (21/3/2022)
"Masalahnya ekonomi global yang tumbuh tinggi bertumpu pada dua negara besar yaitu AS dan China yang menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan ekonomi ini berlanjut di 2022, diperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia 4,4%, tapi ketidakseimbangan masih berlanjut," ujarnya.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab. Salah satunya adalah kemampuan penanganan penyebaran kasus covid-19, seperti vaksinasi. Negara maju dengan sumber daya besar mampu mempercepat vaksinasi, berbeda dengan negara berkembang yang mengandalkan impor.
Negara berkembang tidak punya cukup banyak dana untuk melakukan stimulus mendorong perekonomian, yang tentunya berbeda dengan negara maju.
"Belum lagi banyak negara berkembang terbebani utang, terutama di Amerika latin dan Afrika," terang Perry.
Apabila tidak ada komunikasi yang bagus, maka kebijakan ekonomi pada negara maju akan berdampak negatif terhadap sederet negara berkembang. Terutama yang belum pulih dari covid, beban utang tinggi dan alami lonjakan inflasi.
Indonesia ingin mengambil peran dalam kondisi ini. Sehingga dalam pertemuan G20 yang akan berlangsung di Bali tahun ini, konsep yang diusung adalah recover together recover stronger.
"Bagaimana G20 di bawah keketuaan Indonesia menggagas dan membawa merumuskan dan mengajak global untuk bisa recover together stronger termasuk enam agenda prioritas dalam jalur keuangan," paparnya.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bocoran Menteri Jokowi: Akan Ada Kebijakan Luar Biasa di G20