Mafia Bikin Minyak Goreng Mahal & Langka, Ini Faktanya
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengungkapkan akar permasalahan sebenarnya soal harga minyak goreng (migor) melambung hingga sulit ditemui di tingkat pedagang, salah satunya akibat ulah mafia.
Saat ini, kata dia, Kementerian Perdagangan (Kemendag) bersama pihak Kepolisian sudah mengantongi beberapa nama pihak yang melakukan kecurangan dan akan diumumkan dua hari lagi atau pada senin pekan depan.
"Saya bersama Kapolri itu (bertemu) sudah kaya minum obat sehari dua kali. Saya kasih data semua pengusaha minyak goreng. Itu sopirnya itu tangannya berminyak harusnya tapi kok bisa mengeluarkan bon yang bersih putih," kata Lutfi.
"Jumlahnya itu ribuan ton dan ini sudah kita serahkan datanya ke pihak Polri kepada Kabareskrim. Sudah ditangkap-tangkapin diperiksa," tambahnya, saat menunjukkan kwitansi mencurigakan itu kepada Komisi VI.
Lutfi menjelaskan hal ini sudah diserahkan kepada pihak kepolisian, karena ini ranah hukum. Paling tidak pekan depan sudah ada calon tersangkanya.
"Hari Senin sudah ada calon TSK-nya (tersangka)," kata Lutfi.
Masalah utama krisis minyak goreng ini disebabkan harga yang dipatok HET Rp 14 ribu melawan mekanisme pasar. Dimana terjadi disparitas yang tinggi antara harga dalam negeri dan luar negeri. Sehingga Lutfi tidak menampik adanya pihak-pihak yang melakukan kecurangan. Dia mengaku sudah mengantongi beberapa nama yang akan dirilis pada Senin mendatang.
"Ada tiga target yang ditetapkan hari Senin, minyak curah subsidi dilarikan ke industri menengah ke atas, minyak goreng curah subsidi jadi minyak goreng premium, dan minyak goreng curah subsidi malah dilarikan ke luar negeri. Jadi tiga tiganya ada calon tersangka. Nanti akan dikarungin oleh polisi," katanya.
Dia menepis anggapan bahwa pemerintah telah kalah dengan pengusaha atau mafia pangan setelah ada keputusan harga minyak goreng kemasan kepada ditentukan melalui mekanisme pasar.
"Saya sebagai pemerintah tidak bisa kalah dari mafia dan spekulan yang merugikan rakyat itu saya jamin," ujarnya.
Di lapangan, banyak toko ritel modern yang di waktu normal menjualnya pun di beberapa waktu kemarin justru tidak tersedia. Karenanya ada dugaan bahwa stok minyak goreng justru ditimbun oleh pihak-pihak tertentu. Namun, setelah harga migor dilepas ke pasar, di pasaran stok migorlangsung melimpah.
"Karena ini sifat manusia yang rakus dan jahat. Kita punya datanya (pelaku penyimpangan) sekarang lagi diperiksa polisi, Satgas Pangan tapi keadaannya sudah menjadi sangat kritis dan ketegangan yang mendesak. Kita mesti bersama-sama melawan mafia ini," sebut Lutfi.
(fys/dhf)