
Ditopang CPO, Laba Bersih ANJ Melesat Jadi US$ 39,7 Juta

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 1.695% secara year-on-year (yoy) atau senilai US$ 39,7 juta pada 2021. Angka ini meningkat drastis dibandingkan laba bersih sebesar di 2020 yang hanya mencapai US$ 2,2 juta.
Kenaikan laba bersih ini sekaligus mendorong kenaikan EBITDA dari US$ 34,3 juta pada 2020 menjadi US$ 87,2 juta pada 2021, sementara marjin EBITDA naik dari 20,9% menjadi 32,7%. Adapun peningkatan ini juga didukung oleh kenaikan volume penjualan CPO sebesar 11,6% dan harga jual rata-rata CPO sebesar 38%.
Direktur Utama ANJ Lucas Kurniawan mengatakan kenaikan volume penjualan tersebut didukung oleh penerapan praktik kelapa sawit berkelanjutan, inovasi agronomi, serta peningkatan volume produksi, terutama dari tanaman muda yang baru menghasilkan dari kebun yang baru beroperasi di Papua Barat dan kebun di Pulau Belitung.
"Kenaikan produksi adalah hasil penerapan strategi replanting di Pulau Belitung yang telah kami terapkan sejak 2015 dan pengembangan lahan baru yang kami lakukan secara bertanggung jawab di Papua Barat. Selain itu, untuk menghadapi tantangan perubahan iklim, kami juga melakukan inovasi agronomi yang memperhatikan faktor keberlanjutan seperti teknik fertigasi, pengomposan dan penyerbukan," ujar Lucas dalam keterangan tertulis, Jumat (18/3/2022).
Selain unit bisnis kelapa sawit, ANJ juga mencatatkan pendapatan yang meningkat diunit bisnis sagu, energi terbarukan (produksi listrik dari pembangkit listrik biogas), dan unit bisnis sayuran yang telah melakukan ekspor edamame beku ke Jepang.
Selain itu, ANJ juga telah mendapatkan sertifikasi keberlanjutan RSPO dan ISPO. Hingga akhir 2021, seluruh kebun inti, 70% kebun plasma, dan kemitraan petani swadaya telah mendapatkan sertifikasi RSPO dan ISPO. ANJ menargetkan seluruh kebun mitra akan telah tersertifikasi ISPO pada 2023 dan RSPO pada 2025.
Lebih lanjut, ANJ juga telah mendapatkan pengakuan dari sejumlah lembaga penilai kinerja Environment, Social and Governance (ESG) dan keterbukaan di tingkat global, seperti CDP, Sustainability Policy Transparency Toolkit (SPOTT), dan Sustainalytics.
"Tahun ini kami akan melanjutkan program-program yang sejalan dengan aspek ESG untuk mendukung strategi pertumbuhan kami di masa depan, antara lain program penanaman kembali di perkebunan kami di Pulau Belitung dan perkebunan Sumatera Utara 1, pembangunan infrastruktur di perkebunan Papua Barat dan pembangunan pabrik pupuk organik (kompos) di perkebunan Kalimantan Barat sebagai kelanjutan dari program yang telah kami terapkan sebelumnya di Pulau Belitung dan perkebunan Sumatera Utara 2," pungkas Lucas.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Berlumur Minyak CPO, Potret Pekerja Penguras Kapal di Priok