Jaga Daya Beli, Sri Mulyani Bersiap Kerek Subsidi Energi!
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, di tengah kenaikan harga komoditas saat ini pemerintah akan tetap menjamin daya beli masyarakat. Oleh karena itu, untuk menghindari terjadinya lonjakan harga komoditas di Indonesia pihaknya berencana untuk menambah subsidi energi.
Sri Mulyani menjelaskan, hingga Februari 2022, Indonesia masih melihat adanya pertumbuhan penerimaan di atas 20%. Hanya saja di sisi lain, pengeluaran dalam dua bulan pertama tahun ini juga sangat besar.
"Kita sangat sadar, bahwa sisa tahun ini, yakni 10 bulan ke depan karena situasi geopolitik, kita akan mengantisipasi tekanan yang cukup besar, [...] terutama karena naiknya harga komoditas," jelas Sri Mulyani dalam Bloomberg Asean Business Summit, Rabu (16/3/2022).
Naiknya harga komoditas seperti harga minyak mentah dunia dan batu bara, kata Sri Mulyani tentu akan menjalar kepada harga-harga kebutuhan pokok di tingkat konsumen.
Oleh karena itu, untuk menjaga daya beli masyarakat, pemerintah berencana untuk menambah subsidi energi di tahun ini.
"Sebagian akan diserap oleh pemerintah dan itu dalam bentuk subsidi. Jadi ada dua yang akan dilakukan, merespon dari sisi fiskal melalui peningkatan subsidi terutama BBM dan listrik," tuturnya.
"Juga sampai batas tertentu, harga pangan seperti minyak goreng yang kita pakai pendapatannya dari kenaikan CPO. Jadi kita pakai kombinasi ini," kata Sri Mulyani melanjutkan.
Sayangnya, Sri Mulyani tak menyebut berapa jumlah nominal subsidi energi yang direncanakan akan ditambah tersebut.
Untuk diketahui, subsidi energi dalam APBN 2022 dipatok sebesar Rp 134,02 triliun. Anggaran subsidi energi terdiri dari subsidi jenis BBM tertentu dan LPG Tabung 3 kilogram (kg) sebesar Rp 77,54 triliun dan subsidi listrik sebesar Rp 56,47 triliun.
(pgr/pgr)