Batu Bara Bisa Jadi Jalan Pemerintah Tambah Devisa Negara

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
16 March 2022 15:10
cover insight, Batu Bara
Foto: cover insight, Batu Bara/Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengamat Pertambangan, Ahmad Redi mengungkapkan, bahwa tingginya harga komoditas batu bara akibat situasi geopolitik dunia saat ini sejatinya bisa dijadikan momentum bagi pemerintah Indonesia untuk meningkatkan pendapatan dan devisa negara. 

Menurutnya, di tengah masa pandemi juga, komoditas batu bara telah menjadi salah satu sumber devisa, dan pendapatan yang diperoleh dari komoditas ini sangat membantu penerimaan negara yang saat ini terganggu dengan pelemahan ekonomi global akibat pandemi.

"Karena royalti pasti akan naik, karena persentase royalti batu bara itu ditentukan dari harga jualnya. Lalu PPN dan PPh dari sektor ini juga akan naik. Termasuk pajak ekspor dan lainnya. Artinya ini dari sisi penerimaan negara kenaikan harga batu bara sangat baik," jelasnya dalam keterangan tertulis, Rabu (16/3/2022).

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan penerimaan negara dari sektor pertambangan mineral dan batu bara (Minerba) membukukan angka Rp 124,4 triliun di 2021. Nilai tersebut mencakup pajak, bea keluar, hingga Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

"Ini adalah penerimaan yang tertinggi dalam 5 tahun terakhir. Kenaikan harga komoditas mineral dan batu bara memberikan kontribusi besar," imbuh Sri Mulyani.

Diketahui, harga komoditas energi seperti batu bara memang bergerak fluktuatif dalam beberapa tahun terakhir. Kenaikan harga batu bara pada tahun 2021 misalnya, diketahui disebabkan oleh pemulihan ekonomi dunia pasca pandemi yang menyebabkan permintaan batu bara meningkat.

Peningkatan harga tersebut juga disebabkan oleh tingkat produksi yang belum mengimbangi tingginya permintaan, kondisi cuaca buruk yang mengganggu kegiatan produksi dan transportasi batu bara, serta permintaan yang tinggi dari China.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agung Pribadi mengatakan, pihaknya telah menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) pada bulan Maret 2022 sebesar US$ 203,69 per ton atau naik US$ 15,31 per ton dari bulan Februari lalu, yaitu US$ 188,38 per ton.

Bahkan, dia juga tidak menampik bahwa invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu juga turut membuat harga batu bara global makin naik drastis baru-baru ini.

"Konflik ketegangan geopolitik yang terjadi di Eropa Timur antara Rusia dan Ukraina menyebabkan ketidakpastian pada pasokan gas. Rusia merupakan salah satu produsen gas terbesar di dunia sehingga adanya konflik tersebut menyebabkan terjadinya kendala pasokan gas di Eropa. Akibatnya negara-negara Eropa mulai beralih kembali ke batu bara sebagai sumber energi," ujar Agung. 


(bul/bul)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Cuma 'Harta Karun', RI Punya Lumbung Devisa Rp 500 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular