India Bakal Impor Minyak Murah Rusia, RI Gimana?

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
Selasa, 15/03/2022 15:10 WIB
Foto: REUTERS/Lucas Jackson/

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah India memutuskan untuk membeli minyak dengan harga yang telah didiskon dari Rusia meski sejumlah negara ramai-ramai meninggalkan minyak asal negara pimpinan Vladimir Putin ini.

Pemerintah India mempertimbangkan membeli minyak dari Rusia dan komoditas lainnya pada harga didiskon dengan transaksi pembayaran menggunakan rupee India dan rubel Rusia.

Hal tersebut diungkapkan dua pejabat pemerintah India, seperti dikutip dari Reuters, Senin (14/03/2022).


India, yang mengimpor 80% kebutuhan minyaknya, biasanya membeli sekitar 2% hingga 3% pasokannya dari Rusia. Tetapi dengan harga minyak naik 40% sepanjang tahun ini, pemerintah sedang mempertimbangkan untuk meningkatkannya jika dapat membantu mengurangi tagihan energi yang meningkat.

"Rusia menawarkan minyak dan komoditas lainnya dengan diskon besar. Kami akan dengan senang hati menerimanya. Kami memiliki beberapa masalah seperti kapal tanker, asuransi, dan campuran minyak yang harus diselesaikan. Setelah kami memilikinya, kami akan mengambil tawaran diskon," salah satu kata pejabat pemerintah India.

Perusahaan kilang minyak India, Indian Oil Corp (IOC), bahkan dikabarkan membeli 3 juta barel minyak Ural Rusia dari pedagang Vitol untuk pengiriman Mei, pembelian pertama sejak Rusia menyerang Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu.

Mengutip Reuters, IOC mengatakan pada akhir Februari akan membeli minyak Rusia berbasis pengiriman untuk menghindari komplikasi yang berkaitan dengan perbaikan kapal dan asuransi.

Sumber mengatakan IOC tidak melihat adanya masalah dalam membayar kargo karena minyak sebagai komoditas tidak dilarang dan tidak berurusan dengan entitas yang terkena sanksi.

Vitol menjual kargo dengan diskon US$ 20 - US$ 25 per barel atas harga minyak Brent, kata salah satu sumber. Perusahaan biasanya tidak mengomentari isu kesepakatan komersial.

Lantas, bagaimana dengan Indonesia? Apakah selama ini Indonesia juga telah mengimpor minyak dari Rusia dan akan mempertimbangkan untuk mengimpornya juga?

Menurut Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Subholding Commercial & Trading Pertamina, Irto Ginting, selama ini berdasarkan pengetahuannya, tidak ada impor minyak Pertamina dari Rusia.

"Sepengetahuan kami kalau di C&T tidak ada," ungkapnya saat ditanya apakah ada impor minyak Pertamina dari Rusia, Selasa (15/03/2022).

Dirinya pun belum bisa mengatakan, apakah ada rencana untuk mengimpor minyak dari Rusia atau tidak.

"Saya belum ada info itu," ucapnya.

Lantas, dari negara mana saja asal impor minyak RI selama ini?

Mengutip OEC World, sebelum era pandemi Covid-19, pada 2019 Indonesia merupakan negara pengimpor produk minyak atau Bahan Bakar Minyak (BBM) terbesar ke-17 di dunia. Pada saat itu, impor produk BBM merupakan produk impor terbesar di RI dengan nilai mencapai US$ 12,3 miliar.

Adapun negara asal impor produk minyak RI terbesar berasal dari Singapura (US$ 7,52 miliar/ 61,1%), Malaysia (US$ 1,23 miliar/ 10%), Korea Selatan (US$ 1,07 miliar/ 8,66%), Uni Emirat Arab (US$ 729 juta/ 5,92%), dan China (US$ 552 juta/ 4,48%).

Selanjutnya, Arab Saudi (1,89%), India (1,3%), Qatar (1,27%), Kuwait (1,13%), Bahrain (0,74%), Jepang (0,55%), dan lain-lain.

Sementara untuk impor minyak mentah (crude oil), berdasarkan data BPS RI, impor minyak mentah pada 2021 antara lain berasal dari Arab Saudi (US$ 2,27 miliar), Aljazair (US$ 298,58 juta), Papua Nugini (US$ 85,03 juta), Tunisia (US$ 21,59 juta), dan lain-lain. 

Sekedar informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) RI mengungkapkan bahwa impor minyak dan gas (migas) pada Februari 2022 mengalami kenaikan 30,19% menjadi US$ 2,90 miliar dari US$ 2,23 miliar pada Januari 2022 atau month to month (mtm).

Hal tersebut diungkapkan Kepala BPS Margo Yuwono saat konferensi pers Selasa (15/03/2022).

Dia menyebut, salah satu faktor kenaikan impor karena meningkatnya rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ ICP) di mana pada Februari 2022 telah meningkat menjadi US$ 95,72 per barel dari US$ 85,89 per barel pada Januari 2022.

Bila dibandingkan secara tahunan atau year on year, impor migas pada Februari 2022 melonjak 122,52% menjadi US$ 2,90 miliar dari US$ 1,30 miliar pada Februari 2021.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Pertamina: Shifting Impor Minyak Jadi Cara Jitu Negosiasi Tarif Trump