
Belum Perang Dunia 3, Tapi Impor Migas RI di Januari Meroket!

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) RI menyampaikan bahwa impor minyak dan gas (migas) pada Januari 2022 tercatat mencapai US$ 2,23 miliar, melonjak 43,66% dibandingkan periode yang sama pada 2021 (year on year/ yoy) yang tercatat sebesar US$ 1,55 miliar.
Hal itu disampaikan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setyanto dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (15/02/2022).
Namun bila dibandingkan secara bulanan atau month to month (mtm), nilai impor migas RI pada Januari 2022 turun 34% menjadi US$ 2,23 miliar dari US$ 3,38 miliar pada Desember 2021.
"Untuk impor Januari 2022 ini lebih tinggi dibandingkan Januari tahun sebelumnya. Impor (total) Januari 2022 ini adalah sebesar US$ 18,23 miliar atau naik 36,77% dibanding Januari 2021. Ini juga terjadi kalau bedakan impor migas dan nonmigas. Untuk impor migas meningkat dari US$ 1,55 miliar menjadi US$ 2,23 miliar secara year on year. Demikian juga untuk impor nonmigas naik 35,86% dari US$ 11,78 miliar pada Januari 2021 menjadi US$ 16 miliar pada Januari 2022," paparnya saat konferensi pers, Selasa (15/02/2022).
Dari sisi harga minyak mentah, dia mengatakan, rata-rata harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada Januari 2022 telah naik menjadi US$ 85,89 per barel, naik dari US$ 73,6 per barel pada Desember 2021.
"Dari sisi perkembangan harga komoditas strategis, untuk komoditas minyak mentah month to month naik 17,08%, secara year on year naik 61,4%," ungkapnya.
Seperti diketahui, kondisi geopolitik dunia kini tengah memanas, terutama ketika beredar laporan dari intelijen Amerika Serikat bahwa invasi Rusia ke Ukraina akan dimulai pada besok, Rabu (16/02/2022).
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pun meminta warga untuk mengibarkan bendera negara itu dan menyanyikan lagu kebangsaan secara serempak pada Rabu (16/02/2022).
Tanggal itu diakui Zelenskiy, disebut media Barat, sebagai kemungkinan awal serangan Rusia di Ukraina.
Bila ini benar terjadi, maka ini bisa menjadi awal dari Perang Dunia III.
"Mereka (Barat) memberi tahu kami bahwa 16 Februari akan menjadi hari penyerangan. Kami akan menjadikannya sebagai Hari Persatuan," kata Zelenskiy dalam pidato video kepada negara tersebut, dikutip Reuters, Selasa (15/02/2022).
Kabar ini langsung berdampak pada harga komoditas, salah satunya minyak mentah. Harga minyak dunia pada perdagangan pagi ini, Selasa (15/02/2022) pukul 07.51 WIB, melesat 2,16% dibandingkan posisi penutupan pada perdagangan kemarin menjadi US$ 96,48 per barel untuk jenis Brent.
Sedangkan yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya melesat menjadi US$ 95,46 per barel, melambung 2,53% dibandingkan kemarin. Kedua jenis minyak ini memecahkan rekor tertinggi sejak 2014.
Kondisi ini tentunya merugikan banyak pihak, termasuk Indonesia. Terlebih, Indonesia merupakan negara net importir minyak dan Liquefied Petroleum Gas (LPG).
Sejumlah badan usaha penyalur bahan bakar minyak (BBM) di Tanah Air pun kompak telah menaikkan harga BBM sejak awal Februari 2022 ini. Bermula dari Shell Indonesia yang mulai menaikkan harga BBM per 1 Februari 2022. Lalu, disusul BP/AKR per 4 Februari 2022, lalu Vivo, dan terakhir PT Pertamina (Persero) per 12 Februari 2022.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Indonesia Ketiban 'Durian Runtuh' Rp 18 T, dari Mana?