Rusia-Ukraina Perang, Ini Dampaknya ke Ekspor-Impor RI

Lidya Julita Sembiring-Kembaren, CNBC Indonesia
15 March 2022 12:27
Tentara Ukraina mengambil posisi di luar fasilitas militer saat dua mobil terbakar, di sebuah jalan di Kyiv, Ukraina, Sabtu (26/2/2022). Pasukan Rusia menyerbu ke arah ibu kota Ukraina dan pertempuran jalanan pecah saat pejabat kota mendesak penduduk untuk berlindung. (AP/Emilio Morenatti)
Foto: Tentara Ukraina mengambil posisi di luar fasilitas militer saat dua mobil terbakar, di sebuah jalan di Kyiv, Ukraina, Sabtu (26/2/2022). Pasukan Rusia menyerbu ke arah ibu kota Ukraina dan pertempuran jalanan pecah saat pejabat kota mendesak penduduk untuk berlindung. (AP/Emilio Morenatti)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan situasi perdagangan internasional Indonesia dengan Rusia dan Ukraina. Maklum, dua negara ini sedang menjadi sorotan dunia karena terlibat perang.

Margo Yuwono, Kepala BPS, mengungkapkan sepanjang 2021 nilai ekspor Indonesia ke Rusia adalah US$ 1,49 miliar. Sementara impor dari Rusia tercatat US$ 1,25 miliar. Dengan demikian terjadi surplus US 239,8 juta.

Pada dua bulan pertama 2022, Indonesia mengekspor US$ 332,1 juta ke Negeri Beruang Merah. Sedangkan nilai impornya adalah US$ 347,1 miliar sehingga neraca perdagangan defisit US$ 15 miliar.

Tahun lalu, ekspor Indonesia ke Rusia paling banyak adalah komoditas lemak dan minyak hewan/nabati senilai US$ 883,6 juta. Disusul oleh karet dan barang dari karet (US$ 99,4 juta) serta mesin/peralatan listrik (US$ 89,4 juta).

Untuk dua bulan pertama 2022, komposisinya masih sama di mana lemak dan minyak hewan/nabati masih mendominasi dengan US$ 204,4 juta. Diikuti oleh mesin/peralatan mekanik (US$ 21,8 miliar) serta mesin dan peralatan mekanis (US$ 16,5 miliar).

Di sisi impor, produk terbanyak yang didatangkan dari Rusia adalah besi dan baja. Sepanjang 2021, impor besi dan baja dari Rusia adalah US$ 447 juta dan pada Januari-Februari 2022 adalah US$ 135 juta.

eksimSumber: BPS

"Kalau bicara perdagangan kita dengan Rusia, share ekspor 2021 hanya 0,65%. Impor kecil, hanya 0,64% dari total impor," sebut Margo dalam jumpa pers secara virtual, Selasa (15/3/2022).

Khusus untuk besi-baja, impor dari Rusia hanya menyumbang 3,74% dari impor produk tersebut pada 2021. Sehingga, menurut Margo, bisa dialihkan ke negara lain jika pasokan dari Rusia bermasalah gara-gara perang. 

"Jika ketegangan terus berlangsung, kita bisa melihat impor dari negara lain untuk pemenuhan supply domestik karena kita juga impor besi baja dari beberapa negara. Bisa ditingkatkan impor dari negara lain jika dari Rusia pada Maret ada gangguan," jelas Margo.

eksimSumber: BPS

Sementara dengan Ukraina, ekspor Indonesia pada 2021 adalah US$ 417 juta. Kemudian impor ada di US$ 1,04 miliar sehingga neraca perdagangan defisit 623,9 juta.

Situasi serupa terjadi pada dua bulan awal 2022. Ekspor Indonesia adalah US$ 28,7 juta dan impor US$ 35,6 juta sehingga neraca perdagangan defisit US$ 6,9 juta.

eksimSumber: BPS

"Share ekspor ke Ukraina adalah 0,18% dan impor 0,53% pada 2021 dan Januari-Februari 2022 adalah 0,07% untuk ekspor dan 0,1% untuk impor. Share total ekspor dan impor tidak terlalu besar," sambung Margo.

Tahun lalu, Indonesia paling banyak mengekspor komoditas lemak dan minyak hewan/nabati ke Ukraina dengan nilai US$ 368,7 juta. Disusul oleh kertas/karton (US$ 5,6 juta) dan alas kaki (US$ 5,1 juta).

Pada Januari-Februari 2022, lemak dan dan minyak hewan/nabati masih menjadi komoditas andalan ekspor Indonesia ke Ukraina dengan nilai US$ 20,5 juta. Kemudian ada kertas/karton (US$ 1,4 juta) dan alas kaki (US$ 1,1 juta).

Di sisi impor, produk Ukraina yang banyak didatangkan di Indonesia pada 2021 adalah serealia dengan nilai US$ 946,5 juta. Diikuti oleh besi dan baja (US$ 53,3 juta) serta mesin dan peralatan mekanis (US$ 10,9 juta).

Untuk Januari-Februari 2022, komposisinya masih sama. Serealia masih dominan dengan nilai impor US$ 15,7 juta. Kemudian ada besi dan baja (US$ 15 juta) serta mesin dan peralatan mekanis (US$ 0,2 juta).

Khusus serealia, Ukraina adalah salah satu pemasok terbesar di Indonesia. Tahun lalu, serealia dari Ukraina menyumbang 23,23% dari total nilai impor komoditas tersebut. Nomor dua, hanya kalah dari Australia.

eksimSumber: BPS

"Kita mengimpor serealia dari Australia, Brasil, Argentina. Maka dengan cara yang sama, kalau misalkan impor serealia dari Ukraina terganggu kita bisa meningkatkan dari negara lain supaya supply domestik tidak terganggu dan ekonomi Indonesia masih bisa terus berjalan," tutur Margo.


(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Panas! Rusia Siap 'Perang' dengan AS & Eropa, Kenapa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular