
Maaf Bukan Menakuti, WHO Warning soal Endemi

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Kesehatan Dunia (WHO) kembali mengingatkan dunia untuk berhati-hati dengan Covid-19. Kali ini, soal status pandemi yang berubah menjadi endemi oleh sejumlah negara.
Direktur Eksekutif Badan Kesehatan Dunia (WHO), Mike Ryan mengatakan perbedaan endemi dan pandemi adalah virus ada tapi lebih rendah, musiman dan tak bisa hilang. Ia mengatakan ancaman masih tetap ada.
"HIV, tuberkulosis, dan malaria endemi, (tetapi) membunuh jutaan orang di planet ini setiap tahun," kata Ryan merujuk ke penyakit endemi lain, dalam video yang diunggah di Twitter WHO, dikutip Senin (14/3/2022).
"Jadi hanya mengubah dari pandemi ke endemi hanya mengubah label. Itu tidak mengubah tantangan yang kita hadapi. Kita perlu mengontrol berkelanjutan pada virus ini," kata Ryan.
Karenanya, tegasnya, program pengendalian yang kuat untuk mengurangi infeksi tetap perlu dilakukan negara-negara di dunia. Termasuk ke kelompok rentan dan menurunkan angka kematian.
Sebelumnya, wacana endemi berkembang pasca pelonggaran besar-besaran aturan Covid-19 di sejumlah negara. Di antaranya Inggris, Swedia, Norwegia, Arab Saudi, hingga Kenya.
Negara tetangga RI, Malaysia juga akan melakukan hal sama multi 1 April. Thailand juga akan melakukannya Juli.
Mengutip Worldometers, sejak kasus pertama di 2019, ada 458 juta lebih orang terinfeksi corona, dengan 6 juta lebih kematian. Namun, 391 juta warga dunia berhasil sembuh.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Singapura Sudah Menuju Endemi, Apa Indonesia Coming Soon?