Internasional

Peneliti Ungkap Kematian Akibat Pandemi Jauh di Atas Data

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Jumat, 11/03/2022 15:40 WIB
Foto: Pasien Covid-19 di RSUD Koja (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah laporan terbaru menunjukan pandemi Covid-19 telah membawa jumlah kematian yang cukup besar. Bahkan, hingga 3 kali lipat lebih banyak dari yang dilaporkan.

Hingga akhir 2021, jumlah korban meninggal dunia akibat Covid-19 tercatat di angka 6 juta jiwa. Namun, menurut analisis dari Universitas Washington, ada sekitar 18 juta korban meninggal akibat pandemi Covid-19.


Salah seorang peneliti yang juga spesialis demografi di Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan Universitas Washington, Haidong Wang, memaparkan bahwa angka ini didapat dari kemungkinan tingkat kematian berlebih (excess mortality). Keadaan ini adalah situasi di mana ada beberapa penyebab kematian yang tidak langsung dari pandemi seperti kurangnya akses ke perawatan kesehatan, perubahan perilaku selama penguncian, atau gejolak ekonomi.

"Excess mortality merupakan pengukuran yang jauh lebih akurat dari dampak sebenarnya dari pandemi justru karena masalah yang diketahui dalam pelaporan kematian Covid-19 langsung dan karena efek tidak langsung yang mematikan dari pandemi," ujarnya kepada CNN International, Kamis, (11/3/2022).

Dalam mendapatkan hasil ini, Wang menganalisis semua penyebab kematian untuk 187 negara dan menggunakan data yang dilaporkan mingguan atau bulanan bila tersedia untuk membuat sebuah pemodelan.

Di kesimpulan, timnya menemukan tujuh negara menyumbang lebih dari setengah dari semua kelebihan kematian selama 2 tahun terakhir. Negara tersebut adalah India, Amerika Serikat, Rusia, Meksiko, Brasil, Indonesia, dan Pakistan. Ada lebih dari 4 juta kematian berlebih di India saja dan lebih dari 1,1 juta di Amerika Serikat.

"Untuk setiap 1.000 orang di dunia, pandemi menyebabkan lebih dari satu kematian berlebih selama 2 tahun," menurut penelitian yang telah dirilis di jurnal The Lancet tersebut.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga terus mengingatkan pentingnya meningkatkan pemahaman terkait pentingnya data dalam penanganan Covid-19.

"Kesenjangan dalam kualitas data, ketepatan waktu, dan perincian data merupakan tantangan utama dalam kesehatan global," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Sejauh ini, menurut bank data Our World in Data, ada 6,03 juta kematian akibat virus corona baru ini. Angka ini terbanyak disumbang Amerika Serikat dengan 946 ribu kasus dan diikuti India dengan 516 ribu kasus.

Kendati demikian, dengan tingkat penularan yang terus melandai, sejumlah negara mulai siap memasuki status endemi.

Malaysia, misalnya, akan masuk status endemi mulai 1 April 2022 dan disusul Thailand pada Juli mendatang.

Vietnam juga berencana untuk mengganti status pandemi menjadi endemi. Sementara itu, Singapura sudah mulai melakukan pelonggaran, terutama bagi pelancong yang memasuki negara tersebut.

Di luar Asean, desakan untuk mengubah status pandemi menjadi endemi juga terus mengalir. Mengutip Nikkei Asia, para pengusaha Jepang mendesak pemerintahnya untuk segera menetapkan status endemi.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Covid-19 Kian Dianggap Biasa, Masyarakat Diminta Tetap Waspada