
Kronologi PD III Meletus hingga Xi Jinping Jadi Juru Selamat

Untuk menghentikan serangan Rusia ke Ukraina, Ackman berpendapat China menjadi kunci. Tirai Bambu harus menengahi dan menyudahi peperangan.
"Satu-satunya cara optimis yang bisa saya lihat dari perang ini adalah agar China turun tangan, menengahi gencatan senjata dan melakukan penyelesaian nyata," tegasnya.
"Dalam penyelesaian, Ukraina bisa setuju bahwa mereka tidak akan pernah bergabung dengan NATO. Rusia, pada gilirannya, dapat menarik diri dan sanksi dapat dibatalkan."
Hal yang sama juga disampaikan oleh ekonom asal AS Stephen Roach. Ia mengatakan Presiden China Xi Jinping merupakan sosok yang dapat menengahi kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina.
"Hanya ada satu orang di dunia, saya pikir, yang memiliki pengaruh atas Vladimir Putin, dan itu Xi Jinping," kata Roach. "Maksud saya, China benar-benar memegang kartu truf di sini dan saya pikir terserah Xi untuk memanfaatkan momen ini."
Pernyataannya bukan tanpa alasan. Setelah berondongan sanksi diberikan AS dan sekutu, China telah mengatakan tidak akan berpartisipasi dalam sanksi.
Bahkan pemerintah Xi Jinping menolak untuk menyebut serangan Rusia di Ukraina dengan kata "invasi", yang kerap dipakai Barat. China juga abstain dari pemungutan suara pada resolusi PBB untuk menegur Rusia.
Beijing malah mempromosikan negosiasi dan memposisikan dirinya "lebih jauh" dari Rusia, daripada yang digambarkan pada awal Februari lalu saat Xi Jinping dan Putin bertemu.
Putin saat itu terbang langsung ke China demi pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijing dan mengadakan pertemuan "empat mata" untuk mengumumkan kemitraan "tanpa batas" kedua negara dan berkolaborasi lebih banyak melawan Barat.
Roach pun mengatakan sudah seharusnya China menghentikan Rusia. Menurutnya, akan menjadi kesalahan bagi Beijing untuk menggandakan kemitraannya dengan Moskow ketika dunia memberikan tekanan luar biasa pada Rusia.
China, tegasnya, akan dicap bersalah dalam waktu yang sangat lama. "Itu akan menjadi kesalahan besar bagi Xi Jinping," kata Roach lagi.
Serangan Rusia ke Ukraina telah terjadi sejak 24 Februari. Pertempuran di banyak kota di Ukraina dan Putin tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.
(tfa)[Gambas:Video CNBC]
