Melongok Harga Bensin Sekelas Pertalite, Siapa Paling Murah?

Pratama Guitarra, CNBC Indonesia
08 March 2022 14:45
Pengendara motor mengatre untuk mengisi bahan bakar Pertalite di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) kawasan Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (17/9/2020). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Pengendara motor mengatre untuk mengisi bahan bakar Pertalite di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) kawasan Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (17/9/2020). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mencermati harga minyak mentah dunia yang terus mengalami lonjakan akibat dampak perang Rusia dan Ukraina, berbagai badan usaha penyedia Bahan Bakar Minyak (BBM) sudah menaikan harga BBM-nya termasuk PT Pertamina (Persero) yang menaikan harga bensin non subsidinya.

Harga bensin dengan Research Octane Number (RON) 98 ke atas mengalami kenaikan yang cukup signifkan. Tentunya dengan kenaikan harga itu, membuat masyarakat cenderung memilih bensin dengan RON yang ada di tengah atau RON 90 seperti misalnya Pertalite.

Lalu, mana bensin jenis RON 90 yang harganya paling murah? Simak!

Dalam penelusuran CNBC Indonesia, harga bensin dengan jenis RON 90 yakni Pertalite masih bertengger di harga Rp 7.650 per liter. Maklum, pemerintah masih menahan harga bensin Pertalite untuk tetap tidak dinaikan.

Sementara untuk pesaingnya seperti BP 90 yang dijual di SPBU BP-AKR sebesar Rp 11.990 per liter. Pertalite juga lebih terjangkau harganya ketimbang Revvo 90, produk BBM yang dijual Vivo, yaitu Rp 8.900 per liter.

Adapun seperti yang diketahui, sejak Januari 2022, Shell tidak lagi menjual Shell Regular yang memiliki RON 90. SPBU asal Belanda itu hanya memasarkan Shell Super (RON 92) hingga Shell V-Power Nitro + (RON 98). Produk BBM RON tinggi itu, sama seperti produk dari BP-AKR dan Vivo, harganya jauh lebih tinggi dari produk BBM RON serupa yang dijual Pertamina.

Seperti dikatakan sebelumnya, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga-Subholding Commercial & Trading Pertamina, Irto P Gintings, mengatakan Pertalite terakhir dilakukan penyesuaian harga tiga tahun lalu, yaitu pada Januari 2019. Selama pandemi dan hingga masa pemulihan ketika harga minyak telah naik, belum ada penyesuaian harga kembali untuk Pertalite.

Hingga Januari 2022, porsi konsumsi Pertalite sekitar 52% dari total konsumsi BBM nasional. Sedangkan porsi BBM lainnya (Pertamax Series dan Dex Series) sekitar 13% yang merupakan BBM yang tidak disubsidi dan tidak dikompensasi.

Berkenaan dengan itu, Anggota Komisi VII, Mulyanto menilai, pemerintah tetap perlu mempertahankan harga jual Pertalite kendati harga minyak dunia terus naik terdampak perang Rusia ke Ukraina.

Menurut Mulyanto, jika harga Pertalite naik, maka akan memiliki efek domino terhadap harga barang-barang lainnya, bahkan bisa memicu inflasi dan membuat daya beli masyarakat menjadi lemah.

"Kita harus menjaga harga Pertalite ini stabil karena mayoritas pengguna kendaraan adalah BBM jenis ini," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (8/2/2022).

Mulyanto mendukung bila pemasaran Pertalite diperluas, menjangkau seluruh kawasan di Tanah Air. Apalagi Pertamina memiliki SPBU lebih dari 6.000 unit.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jangan Ikut Naikan Harga Pertamax dan Pertalite, Riskan!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular