
Ketemu Dubes Rusia, DPR Minta Proyek Kilang Tuban Tetap Jalan

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Komisi VII DPR, Sugeng Suparwoto pada Senin (7/3/2022) menggelar pertemuan dengan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Georgievna Vorobieva. Dalam pertemuan itu salah satunya disampaikan mengenai proyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban atau Kilang Tuban tetap berjalan di tengah memanasnya Perang Rusia dan Ukraina.
Seperti yang diketahui, Rusia telah menanamkan investasinya melalui perusahaan minyak dan gas bumi (migas) nasionalnya yakni Rosneft untuk mengembangkan Kilang Tuban bersama dengan PT Pertamina (Persero).
Ketua Komisi VII DPR, Sugeng Suparwoto kepada Dubes Rusia menyampaikan, bahwa konflik Rusia - Ukraina tersebut juga menimbulkan implikasi atau dampak bagi negara-negara lain, termasuk Indonesia. Diantaranya harga energi yang meningkat tajam, di mana Gas bumi mencapai US$ 775 per Metrik Ton. Sementara harga Minyak dunia per hari ini mencapai 130 dolar per barel. Sehingga membuat Pertamina menaikan harga BBM Non Subsidi.
Sugeng mengatakan, Rusia menjadi penyumbang minyak dunia terbesar di luar OPEC. Yang mana hampir 30% minyak dunia berasal dari Rusia. Dengan adanya konflik ini tentu berpengaruh terhadap harga minyak dunia.
"Belum lagi, berbagai proyek kerjasama di bidang energi antara Rusia dan Indonesia. Karena sebagaimana diketahui, akibat konflik tersebut barat melakukan banned produk Rusia. Hal ini mungkin saja ikut terkena imbas. Salah satunya proyek Pertamina Rosneft di Tuban, Jawa Timur. Saya berharap proyek ini terus jalan dan tidak terpengaruh konflik Rusia," papar Sugeng dalam akun media sosial DPR.
Oleh karenanya, Sugeng berharap, agar ada dialog antara kedua belah pihak. Sehingga konflik Rusia - Ukraina dapat segera disudahi, dan perdamaian pun dapat tercipta kembali.
Seperti yang diketahui, investor asal Rusia yakni Rosneft membuat perusahaan patungan yakni PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia. Rosneft memiliki pemegang kendali sebesar 45% dan sisanya 55% adalah PT Pertamina (Persero).
Proyek Kilang GRR Tuban adalah program pembangunan kilang minyak baru yang terintegrasi dengan kilang petrokimia guna mewujudkan ketahanan energi negeri. Selain produk BBM, Kilang GRR Tuban bertujuan menghasilkan produk petrokimia sebesar 2.820 kilo ton per tahun, serta paraxylene sebesar 1.300 kilo ton per tahun.
Sebagai proyek strategis, Kilang GRR Tuban diproyeksikan akan menjadi salah satu kilang terbesar Indonesia dan menghasilkan produk BBM berkualitas seperti Gasoline, Diesel, dan Avtur hingga 229 ribu barel per hari. Guna menunjang proyek strategis tersebut, Pertamina Rosneft proaktif melibatkan pekerja lokal, di mana angka serapan telah mencapai 1.220 pekerja di area Tuban.
Presiden Direktur PRPP, Kadek Ambara Jaya menyampaikan, bahwa sampai saat ini kerjasama dengan Rosneft masih tetap berjalan. "Rosneft masih tetap committed untuk menyelesaikan tahap rancangan bangun (design) dan juga mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan," ungkap Kadek kepada CNBC Indonesia, Jumat (25/2/2022).
Kegiatan rancang bangun dilakukan untuk menuju ke proses persetujuan Final Investment Decision di Kuartal III tahun 2023. Adapun saat ini, kata Kadek, tahapan rancang bangun (Front End Engineering Design) sudah mencapai 78.9%
"Dan selesai tahapan ini di Bulan Mei 2022," ungkap Kadek.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kerjasama RI & Investor Rusia di Kilang Tuban Jalan Terus!
