Dua Tahun Pandemi, Ekonomi Bali Ngenes Sekali...

Jakarta, CNBC Indonesia - Provinsi Bali menyambut wisatawan asing pertama di bawah kebijakan dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19 yang lebih longgar. Kebijakan ini akan memberikan dampak positif bagi Bali yang mengandalkan wisata sebagai tulang punggung pendapatan.
Sebelumnya, saat pandemi berlangsung tempat pariwisata dan akses masuk Bali ditutup. Aktivitas masyarakat di tempat wisata di Bali anjlok. Ekonomi Bali pun luluh lantak.
Bali adalah provinsi sekaligus pulau yang selalu didambakan oleh setiap insan untuk menghabiskan waktu liburan atau bersantai. Namun karena pandemi, Bali jadi sepi pelancong.
Google Mobility Index mencatat mobilitas tempat rekreasi, taman bermain, dan transportasi di Bali sejak pandemi selalu berada di teritori negatif. Artinya mobilitas masyarakat di ketiga area tersebut sepi alias tidak ada pengunjung. Saat kebijakan pembatasan wilayah yang ketat seperti PSBB dan PPKM, mobilitas terpantau anjlok bahkan mencapai indeks -90.
Ketiga tempat tersebut tersebut berpengaruh besar terhadap ekonomi Bali. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor akomodasi dan transportasi menyumbang hingga 30% PDB Bali.
Pada saat dilakukan pembatasan akses masuk Bali beserta tempat wisatanya, pertumbuhan ekonomi sektor akomodasi dan transportasi ambles.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi mengacu Produk Domestik Bruto (PDB) sektor akomodasi dan pariwisata pada kuartal II-2020 tercatat tumbuh -33,99% dan - 24,9%. Namun seiring pelonggaran kebijakan, pertumbuhan PDB keduanya terus membaik dan berada di level positif hingga pemberlakuan PPKM pada kuartal I-2021 paska libur Nataru.
Saat itu PDB Bali di sektor akomodasi dan pariwisata bertumbuh -7,15% dan -6,44%. Kembali saat pelonggaran kebijakan pada kuartal berikutnya ekonomi di kedua sektor ini bertumbuh positif.
Hingga kemudian varian delta menyerang pada pertengahan tahun. Ini membuat pemerintah harus menarik rem darurat. Mobilitas masyarakat kembali dibatasi. Laju ekonomi juga ikut turun. Pada kuartal III-2021 laju ekonomi kedua sektor tersebut tumbuh -13,99% dan 9,28%.
Dengan kontribusi yang besar, turunnya PDB sektor akomodasi dan transportasi juga menyeret ekonomi Bali bertumbuh minus. Pada kuartal II-200 PCB Bali tercatat -11,06%. Sedangkan untuk kuartal I dan kuartal III tahun 2021, PDB Bali tercatat -9,8% dan -2,93%.
Dampak turunnya aktivitas leisure di Bali melebar hingga membuat tingkat pengangguran di Bali meroket. Menurut data BPS, jumlah pengangguran di Bali pada tahun 2020 mencapai 144.500 jiwa. Jumlah ini melesat 268% dibandingkan tahun 2019 sebesar 39.288 jiwa.
Ledakan pengangguran terbesar terjadi di Kabupaten Badung. Kabupaten yang memiliki Pantai Pandawa dan Garuda Wisnu Kencana tersebut mengalami lonjakan pengangguran hingga 1.671 jiwa.
Sementara Kabupaten Badung ada di urutan kedua dengan ledakan pengangguran terbesar di Bali, yaitu sebesar 389%.
![]() Pengangguran Bali |
Ratusan ribu orang kehilangan pekerjaan dan sumber pendapatan. Ujung-ujungnya adalah tingkat kemiskinan di Bali pun meningkat. Dari rata-rata 160.000-an penduduk selama 2016-2019, melonjak menjadi 201.970 jiwa pada Maret 2021, berdasarkan data BPS.
Jumlah tersebut mencerminkan tingkat kemiskinan Bali sebesar 4,53% per Maret 2021. Tingkat yang lebih tinggi dibandingkan kondisi Maret tahun 2020 sebesar 3,78%.
![]() |
Melihat sensitivitas antara kebijakan pembatasan dan keadaan ekonomi Bali, pembukaan kembali pariwisata jadi asa untuk perbaikan kesejahteraan di sana. Harapannya pemulihan tak cuma dirasakan industri pariwisata, namun juga hingga masyarakatnya.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Usai Bali Sukses, Daerah-Daerah Lain Bisa Bebas Karantina
(ras/ras)