Efek Perang Ukraina: Si Kaya Tambah Kaya, Si Miskin Sengsara!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
08 March 2022 11:35
Potret Kampung Bayam yang Terdampak Pembanguan Stadion JIS (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Potret Kampung Bayam yang Terdampak Pembanguan Stadion JIS (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Bagi mereka yang berduit, perang bisa menjadi kesempatan untuk semakin kaya. Taruh saja uang di pasar komoditas, jual-beli, nikmatilah keuntungan yang luar biasa.

Misalnya, mereka yang berinvestasi di kontrak batu bara sebulan lalu sekarang uangnya bertambah 52,17%. Kemudian yang menempatkan dana di kontrak gandum kekayaannya bertambah 62,93%.

Namun bagi yang miskin, yang tidak punya kesempatan mengakses pasar keuangan, yang ada hanya derita. Kenaikan harga komoditas cepat atau lambat akan menyebabkan harga kebutuhan pokok sehari-hari ikut naik.

Kenaikan harga gandum pada saatnya akan mempengaruhi harga produk turunannya, seperti mie dan roti. Ini adalah produk yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, termasuk kelompok miskin.

"Makanan pokok di Indonesia adalah nasi. Namun gandum dan kedelai juga banyak dikonsumsi karena menjadi bahan baku untuk makanan seperti mie, roti, dan tahu. Meski secara umum Rusia dan Ukraina tidak terlalu berkontribusi terhadap perdagangan internasional, tetapi Ukraina menyumbang sekitar 26% dari impor gandum Indonesia," sebut Helmi Arman, Ekonom Citi, dalam risetnya.

imporSumber: Citi

Jadi saat harga gandum melonjak gara-gara konflik di Ukraina, maka jangan kaget kalau harga sejumlah kebutuhan pokok bakal ikut naik. Dalam beberapa waktu ke depan, mungkin harga mie, roti, dan sereal akan terkerek.

"Kami memperkirakan harga roti, sereal, dan mie instan akan naik, atau setidaknya ukurannya bakal menyusut seperti tahu dan tempe saat harga kedelai naik. Tahun lalu, Indonesia mengimpor gandum senilai US$ 946 juta dari Ukraina, porsi terbesar dari keseluruhan impor HS10 yang sebesar US$ 3 miliar," papar Putera Satria Sambijantoro, Ekonom Bahana Sekuritas, dalam risetnya.

Kalau ini benar-benar terjadi, maka dampaknya juga akan dirasakan oleh penduduk miskin di Tanah Air. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, mie instan adalah salah satu komoditas pangan yang banyak dikonsumsi oleh rakyat miskin.

Pada September 2021, mie instan menyumbang 2,56% dari garis kemiskinan di perkotaan sedangkan di perdesaan kontribusinya 2,29%. Sementara kontribusi roti terhadap garis kemiskinan di perkotaan adalah 1,76% dan di perdesaan 1,7%.

miskinSumber: BPS
miskin

"Oleh karena itu, dampak inflasi akibat perang tidak bisa dikesampingkan. Produk gandum dan kedelai, bersama minyak goreng, menyumbang 3-4% terhadap Indeks Harga Konsumen. Ini hampir sama dengan beras. Jadi kenaikan harga produk-produk tersebut bisa menaikkan inflasi Indonesia lebih dari 0,04 poin persentase," lanjut Helmi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular