
China Diminta "Turun Gunung" di Perang Rusia-Ukraina

Jakarta, CNBC Indonesia - China didesak untuk "turun gunung" di perang Rusia-Ukraina. Ini bukan untuk memperkeruh suasana melainkan menengahi pembicaraan damai.
Ini dinyatakan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell. Hal itu arena Barat, kata dia, tak bisa melakukannya.
"Tidak ada alternatif... Pasti China, saya yakin itu," kata Borrell dalam wawancara dengan harian Spanyol El Mundo dikutip AFP, Minggu (6/3/2022).
"Diplomasi tidak bisa hanya Eropa atau Amerika. Diplomasi China memiliki peran untuk dimainkan di sini," tambahnya.
China sendiri hingga kini bersikap abstain soal Rusia-Ukraina. China juga menolak menggunakan kata "invasi" yang digunakan Barat untuk menggambarkan serangan ke Ukraina.
Sementara itu sebelumnya, Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan China sangat sedih atas apa yang terjadi. Negeri itu mendorong Rusia dan Ukraina melakukan dialog.
China sangat sedih melihat konflik antara Ukraina dan Rusia, dan sangat prihatin dengan kerusakan yang terjadi pada warga sipil," ujarnya sebagaimana dikutip CNN International.
"Kami selalu menganjurkan penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas teritorial semua negara dan menyerukan lagi Rusia dan Ukraina untuk menyelesaikan situasi dengan negosiasi," tambahnya.
China dan Rusia diketahui memiliki sebuah kemitraan strategis. Tak lama sebelum serbuan Rusia ke Ukraina, Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan dan menyepakati bahwa keduanya akan bersama melawan hegemoni Barat pimpinan Amerika Serikat (AS).
Rusia menyerang Ukraina sejakĀ 24 Februari. Hingga kini sudah ratusan orang tewas dan 1,5 juta mengungsi.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Rusia-Ukraina Bakal Tamat, "Juru Selamat" Turun Gunung