
'Kiamat' Harga Pakaian Terjadi, Harga Kapas Terbang!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kapas dunia terus menanjak dalam setahun terakhir dipicu lonjakan permintaan saat produksi menyusut dan gangguan jalur logistik masih terjadi.
Globenewswire.com melansir, harga kapas di tahun 2022 berpotensi naik sekitar 5% akibat semakin menyusutnya stok. Dipicu kenaikan laju permintaan yang tidak secepat pertumbuhan pasokan.
Tradingeconomics.com mencatat, harga kontrak di perdagangan ICE cetak rekor 3 mingguan ke 126 sen dolar AS per pon atau US$1,26 per pon, tidak jauh dari posisi rekor 10 tahun di 129 sen dolar AS per pon atau US$1,29 per pon.
Efek domino Covid-19 yang berlanjut dan mengganggu rantai pasok, sementara konsumsi global diprediksi naik 200 ribu bale di periode 2021/2022 menyebabkan perdagangan kapas dunia semakin ketat.
Sementara itu, Badan Statistik Pertanian Nasional Amerika Serikat (National Agrucultural Statistics Service/ NASS) mencatat, harga kapas di tingkat petani untuk rata-rata AS pada Maret 2021 adalah US$0,68 per pon, lalu naik jadi US$0,69 per pon. Harga April 2021 juga melonjak dibandingkan April 2020 yang tercatat US$0,51 per pon.
Di bulan Juni 2021, harga merangkak ke US$0,71 per pon, lalu naik jadi US$0,73 per pon di bulan Juli 2021. Melonjak dari Juli 2020 yang berada di US$0,60 per pon.
Harga kapas lanjutkan penguatan di bulan Oktober 2021 menjadi US$0,84 per pon, naik dari September 2021 yang masih di level US$0,76 per pon dan Oktober 2020 yang hanya US$0,60 per pon.
![]() Pekerja menyelesaikan proses sablon baju di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan, Senin (6/12/2021). Harga kapas acuan dunia berhasil melesat hingga level tertingginya dalam satu dekade terakhir, karena beberapa faktor yang mempengaruhinya. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto) |
Di akhir tahun 2021, harga kapas terbang ke US$0,87 per pon, naik dari sebulan sebelumnya US$0,85 per ton. Sementara harga Desember 2020 masih sekitar US$0,65 per ton.
Memasuki tahun 2022, lonjakan harga kapas tak terbendung. Menjadi US$0,95 per pon, melejit dibandingkan Januari 2020 yang masih di level US$0,69 per pon.
Departemen Pertanian AS (United States Department of Agriculture/ USDA) mencatat, produksi kapas global turun menyusul berkurangnya panen di India dan Tanzania.
Sementara konsumsi global diprediksi tidak berubah signifikan dengan stok akhir global susut lebih dari 700 ribu bale untuk 2 bulan berturut-turut. Meski, ekspor AS dilaporkan tidak berubah, yakni 17,6 juta bale.
Harga kapas global dilaporkan terus menanjak dimana Indeks-A (indeks harga kualitas termurah, per Februari 2022) sudah melampaui 140 sen dolar AS per pon atau naik 50 sen lebih dibandingkan setahun sebelumnya.
Lonjakan harga dipicu susutnya produksi, gangguan logistik, hingga naiknya penjualan ekspor. Meski ada indikasi penurunan konsumsi di China sejak Tahun Baru Imlek, namun India menaikkan pembelian di bulan Januari 2022. Brasil dan Tanzania melaporkan penurunan panen di tahun 2022.
Sebelumnya, USDA merilis outlook kapas untuk tahun 2022/2023, konsumsi global akan melampaui produksi. Akibatnya, stok global akan susut 2,5 juta ton. Dimana, produksi global diprediksi naik 3,2% dengan potensi kenaikan panen di beberapa negara. Tahun 2020/2021, produksi kapas dunia naik 7,5% dari setahun sebelumnya menjadi 120,2 juta bale.
Suplai dan pasokan kapas dunia tahun 2021/2022 menurut outlook USDA per Februari 2022 adalah stok awal sebanyak 88,7 juta ton, lebih rendah 9% dibandingkan periode 2020/2021. Konsumsi naik 2,9% jadi 124,5 juta ton, sementara produksi hanya 120,2 juta ton. Dan, stok akhir diprediksi mencapai 84,3 juta ton, susut dari setahun sebelumnya yang sebanyak 88,7 juta ton.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Kapas Ngamuk: Harga Jenis Pakaian Ini Bisa Beterbangan!