
Kasus 'Omicron Siluman' Bertambah Lagi! Waspadai Gejala Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebaran kasus Covid-19 varian Omicron, utamanya subvarian BA.2 yang kerap disebut 'Siluman' masih menjadi tantangan. Bahkan, kini temuan varian tersebut semakin bertambah.
Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan, Jumat (4/3/2022), kasus 'Omicron Siluman' yang berhasil diidentifikasi oleh pemerintah kini mencapai 332 kasus, dari sebelumnya hanya 252 kasus.
"Sudah ada 332 kasus," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi dalam keterangannya.
Nadia mengemukakan memang ada kekhawatiran varian ini dapat memicu gejala lebih berat dibandingkan strain aslinya. Namun, hingga saat ini belum ditemukan gejala untuk kasus di Indonesia.
"Tetapi di Indonesia belum dilaporkan. [Gejala pasien] masih batuk dan pilek," kata Nadia.
Sebelumnya, penelitian terbaru mengungkap bahwa subvarian Omicron Siluman ini mungkin lebih berbahaya dari varian BA.1.
Sementara itu, menurut studi di Inggris, orang yang terinfeksi menunjukkan gejala yang berhubungan dengan usus. Siluman Omicron dilaporkan telah menyebar dengan cepat di negara itu.
"Kita tahu bahwa virus ini menyebar ke bagian tubuh yang berbeda. Ada kemungkinan Omicron atau varian lain menyerang usus. Dan ini tidak akan terlihat di hidung, jadi bisa terkena infeksi usus namun tidak terlihat positif," ujar profesor studi gejala Covid ZOE, Tim Spector.
Ternyata, ada gejala umum yang terjadi pada orang yang terinfeksi varian. Berikut daftarnya:
1. Keringat malam
2. Kehilangan nafsu makan
3. Muntah-muntah
4. Pingsan
5. Kabut otak
6. Ruam kulit
7. Konjungtivitis
8. Tenggorokan gatal
9. Sakit kepala
10. Kelelahan
11. Bersin
12. Nyeri tubuh
13. Pusing
14. Pilek
Tidak hanya itu, para peneliti di Denmark telah menemukan bahwa BA.2 diketahui 1,5 kali lebih mudah menular dibanding BA.1, bahkan tetap bisa menginfeksi orang yang telah divaksinasi. Meski begitu, orang yang sudah divaksinasi secara lengkap lebih kecil kemungkinan tertular Omicron siluman dibanding orang yang tidak divaksinasi.
(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasusnya Kian Banyak, Benarkah 'Omicron Siluman' Lebih Ngeri?
