Internasional

Update Baru Perundingan Rusia-Ukraina, Siap Gencatan Senjata?

sef, CNBC Indonesia
Jumat, 04/03/2022 09:10 WIB
Foto: Kolase foto Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (Russian Presidential Press Service and Ukrainian Presidential Press Office via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perundingan sesi kedua Rusia dan Ukraina berlangsung sejak Rabu (2/3/2022) hingga Kamis malam waktu setempat. Dalam update terbaru, disebutkan sejumlah kesamaan telah ditemukan kedua belah pihak.

Mengutip CNBC International, Rusia-Ukraina dilaporkan sepaham soal perlunya "koridor kemanusiaan". Koridor ini akan memungkinkan warga sipil melarikan diri dari bahaya peperangan dan dilindungi dengan perjanjian gencatan senjata.


"Kementerian Pertahanan Rusia dan Ukraina telah menyepakati format koridor kemanusiaan untuk keluarnya penduduk dan kemungkinan gencatan senjata sementara di wilayah koridor kemanusiaan untuk periode pembebasan penduduk sipil," kata Kepala Negosiator Rusia Vladimir Medinsky, dikutip Jumat.

"Saya pikir ini adalah kemajuan yang signifikan," kata Medinsky.

Hal senada diamini seorang negosiator Ukraina. Namun pembicaraan belum mendapatkan hasil yang diinginkan Kyiv.

Rusia menyerang Ukraina sejak 24 Februari. Kini serangan telah memasuki hari ke-8 dan memasuki sejumlah kota-kota penting.

Sementara itu, dalam pembicaraan telepon terbaru dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Kamis malam waktu setempat, Presiden Prancis Emmanuel Macron memberi sinyal Rusia akan terus melanjutkan serangan ke Ukraina.

"Saya berbicara dengan Presiden Putin pagi ini. Dia menolak untuk menghentikan serangannya ke Ukraina pada saat ini," ujarnya dikutip CNBC Indonesia dari Twitter, Jumat.

Meski demikian Macron berujar sangat penting untuk menjaga dialog guna menghindari tragedi kemanusiaan. Karenanya, pihaknya akan terus melanjutkan upaya dan kontak dengen Putin.

"Kita harus menghindari yang terburuk," cuitnya lagi.

"Mempertahankan dialog untuk melindungi rakyat, bisa mendapatkan langkah-langkah menghindari tragedi kemanusiaan, mengakhiri perang ini. ini adalah tujuan dari komitmen bersama Presiden (Ukraina) Zelensky dan masyarakat internasional." tulisnya lagi.

Di sisi lain, di lapangan, nyatanya perang masih terjadi. Militer Rusia dilaporkan melancarkan serangan ke pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina.

Hal ini dikabarkan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba. PLTN Zaporizhzhia sendiri adalah pembangkit listrik nuklir terbesar di Benua Eropa.

Kuleba menyebut bahwa terlihat asap tebal dan api setelah serangan itu. Ia bahkan menegaskan serangan ini berpotensi 10 kali lipat lebih berbahaya dibandingkan tragedi Chernobyl.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Mau Damai Dengan Ukraina, Rusia Beri Syarat Penyerahan Wilayah