Dua Tahun Diteror Covid-19, Ekonomi Indonesia Sudah Bangkit!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 March 2022 11:39
Pasien Covid-19 di RSUD Koja
Foto: Pasien Covid-19 di RSUD Koja (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Seperti negara-negara lain, pemerintahan Presiden Jokowi juga merespons pandemi dengan membatasi aktivitas dan mobilitas rakyat. Awalnya ada kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kemudian berubah menjadi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), yang bertahan sampai sekarang.

Intinya, pemerintah meminta masyarakat sebisa mungkin #dirumahaja. Jangan keluar rumah, kecuali untuk urusan mendesak. Bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah.

Entah karena patuh terhadap anjuran pemerintah atau masyarakat punya kesadaran sendiri khawatir tertular virus, masyarakat Tanah Air memilih untuk banyak diam di rumah. Mengutip catatan Covid-19 Community Mobility Report, aktivitas masyarakat di rumah masih lebih tinggi dibandingkan masa sebelum pandemi. Sementara di tempat kerja dan tempat transit (stasiun, halte, terminal, dan sebagainya) masih di bawah hari-hari sebelum pandemi.

Pembatasan aktivitas dan mobilitas bertujuan mulia, untuk menekan risiko penyebaran virus corona. Sebab, virus akan lebih mudah menular kala terjadi peningkatan intensitas kontak dan interaksi antar-manusia.

Namun tidak bisa dipungkiri pendekatan ini berdampak terhadap aspek sosial-ekonomi. Mobilitas yang berkurang sama saja membuat 'roda' ekonomi tidak bisa berputar secepat masa pra-pandemi.

Periode paling kelam terjadi pada 2020. Kala itu, ekonomi Indonesia sampai mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) untuk kali pertama sejak 1998.

Halaman Selanjutnya --> Sah! Ekonomi Indonesia Sudah Bangkit

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular