
Rusia Bombardir Kyiv dari Udara, Tugu Holocaust Hancur

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan Rusia masih terus berlanjut di Ukraina, Rabu (2/3/2022) dini hari waktu setempat. Ini merupakan hari ke-6 invasi dilakukan, meski negosiasi tengah dilakukan kedua negara.
CNN International menulis Moskow meluncurkan serangan udara ke ibu kota Kyiv. Situs peringatan Holocaust Babyn Yar hancur dihantam roket.
"Serangan udara yang menargetkan Kyiv pada hari Selasa menghantam situs peringatan Babyn Yar Holocaust di Kyiv," kata kepala Kantor Presiden Ukraina, Andriy Yermak.
Tugu peringatan itu sendiri terletak di dekat menara stasiun TV Ukraina, TV Kyiv, yang juga rusak akibat serangan. Serangan juga dikonfirmasi pengelola situs peringatan pembantaian Yahudi oley NAZI tersebut.
"Putin berusaha untuk mendistorsi dan memanipulasi Holocaust untuk membenarkan invasi ilegal ke negara demokrasi yang berdaulat. Ini benar-benar menjijikkan," kata ketua dewan penasihat tugu itu Natan Sharansky.
"Ini adalah simbol bahwa dia mulai menyerang Kyiv dengan mengebom situs Babyn Yar, pembantaian terbesar Nazi."
Sementara itu, foto kamera satelit yang diambil oleh perusahaan Maxar Technologies AS menunjukkan konvoi besar pasukan Rusia menuju Kyiv kemarin. Panjang konvoi tersebut sekitar 65 kilometer, yang memicu kekhawatiran jatuhnya ibu kota Ukraina.
Pergerakan pasukan Rusia tersebut diperkirakan menjadi sinyal akan serangan yang militer yang lebih besar ke Kyiv dan kota besar lainnya dalam beberapa hari ke depan. Kemarin, Rusia juga melancarkan serangan militer di kota terbesar kedua Kharkiv, menghancurkan alun-alun kota, gedung pemerintah, dan kompleks apartemen.
Sebelumnya pemerintah Ukraina dan Rusia sudah bertemu di perbatasan Belarusia untuk membicarakan perdamaian, Senin (28/2/2022). Namun negosiasi awal itu tak membuahkan hasil.
Pembicaraan dikatakan akan dilanjut lagi di ibu kota masing-masing negara. Rusia sendiri kini diberondong sanksi ekonomi dan diancam diputus dari ekonomi global.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hubungan Rusia-Ukraina Memanas, Putin Diawasi Ketat
