China Masih Jauh dari 'Kiamat' Batu Bara, Ini Buktinya!

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
Selasa, 01/03/2022 19:43 WIB
Foto: Bongkar muat batu bara di China. (REUTERS/ALY SONG)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah kampanye dunia untuk meninggalkan batu bara karena dianggap kotor, kondisi sebaliknya justru terjadi di China. Konsumsi energi dan batu bara China pada 2021 tercatat mencapai 5,2 miliar ton energi setara batu bara pada 2021, naik 5,2% dibandingkan 2020.

Hal tersebut diungkapkan Biro Statistik Nasional (NBS) China, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (01/03/2022).

Laju pertumbuhan tersebut merupakan yang tertinggi sejak 2011, menurut catatan Reuters, berdasarkan data resmi.


NBS juga mengatakan konsumsi batu bara di China naik 4,6% pada 2021, juga merupakan tingkat pertumbuhan terkuat dalam satu dekade.

Pemerintah China telah berjanji untuk membatasi konstruksi di industri yang mengonsumsi energi tinggi dan telah mendesak perusahaan untuk menghemat energi dan meningkatkan efisiensi, dengan melonjaknya penggunaan bahan bakar fosil yang bisa merusak rencana untuk mengurangi emisi karbon.

Presiden Xi Jinping telah berjanji untuk membawa emisi karbon negara itu ke puncaknya pada tahun 2030 dan mencapai netralitas karbon pada 2060. Namun, ia belum menetapkan batasan pada penggunaan energi total atau pada tingkat emisi karbon.

Meskipun langkah-langkah ketat termasuk membatasi penggunaan listrik di beberapa wilayah, intensitas energi China - rasio yang mengukur berapa banyak energi yang digunakan per unit dari pertumbuhan ekonomi - turun 2,7% pada tahun 2021, dibandingkan dengan pengurangan yang ditargetkan "sekitar 3%" untuk tahun ini.

China pun telah menyetujui ekspansi ratusan tambang batu bara tahun lalu, yang melibatkan peningkatan kapasitas tahunan sekitar 420 juta ton. Output batu bara mencapai rekor tertinggi karena berusaha untuk menjamin pasokan energi menyusul kekurangan listrik nasional.

Perencana negara telah memerintahkan penambang batu bara untuk memaksimalkan operasi untuk memastikan pasokan pasar, dan pekan lalu mengatakan produksi batu bara harian telah pulih ke tingkat akhir 2021.

Analis khawatir China melonggarkan janji lingkungan untuk menopang ekonomi yang dilanda gangguan rantai pasokan dan pembatasan "nol-COVID".

"Keamanan energi mengalahkan ambisi dekarbonisasi setidaknya dalam jangka pendek hingga menengah untuk China dan kami memperkirakan permintaan batu bara negara itu akan terus meningkat dengan mantap," kata analis Rystad Energy, Justin Jose, seperti dikutip dari Reuters.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PLTU Bertambah, Energi Terbarukan Tetap Jadi Prioritas