
Nggak Ada Matinya! Harga Batubara Terus Membara

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten batu bara melesat ke zona hijau pada awal perdagangan hari ini, Selasa (1/3/2022). Penguatan saham batu bara ditopang oleh tren kenaikan komoditas batu bara sejak awal tahun ini.
Berikut kinerja saham-saham tersebut, mengacu pada data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.16 WIB.
Adaro Minerals Indonesia (ADMR), naik 7,20%, ke Rp 1.340/saham
Golden Eagle Energy (SMMT), naik 6,90%, ke Rp 496/saham
Indika Energy (INDY), naik 6,73%, ke Rp 2.380/saham
Indo Tambangraya Megah (ITMG), naik 5,90%, ke Rp 28.250/saham
Adaro Energy Indonesia (ADRO), naik 4,08%, ke Rp 2.550/saham
Delta Dunia Makmur (DOID), naik 3,94%, ke Rp 422/saham
Alfa Energi Investama (FIRE), naik 3,31%, ke Rp 374/saham
Bukit Asam (PTBA), naik 2,55%, ke Rp 3.220/saham
Mitrabara Adiperdana (MBAP), naik 1,84%, ke Rp 3.880/saham
Perdana Karya Perkasa (PKPK), naik 1,56%, ke Rp 195/saham
ABM Investama (ABMM), naik 1,14%, ke Rp 1.775/saham
Bayan Resources (BYAN), naik 0,67%, ke Rp 37.800/saham
United Tractors (UNTR), naik 0,50%, ke Rp 25.025/saham
Prima Andalan Mandiri (MCOL), naik 0,28%, ke Rp 3.590/saham
Harum Energy (HRUM), naik 0,20%, ke Rp 12.300/saham
Menurut data di atas, saham ADMR memimpin kenaikan sebesar 7,20% ke Rp 1.340/unit, melanjutkan penguatan 9,65% pada Jumat pekan lalu.
Dengan ini, saham ADMR sudah naik 16,59% dalam sepekan.
Di posisi kedua dan ketiga, ada saham SMMT dan INDY yang masing-masing terkerek naik 6,90% dan 6,73% pagi ini.
Saham ITMG dan ADRO pun tercatat mendaki 5,90% dan 4,08%.
Menurut data Refinitiv, kontrak berjangka batu bara ICE Newcastle sudah berada di US$ 251,50/ton, per 28 Februari 2022.
Bahkan sebelumnya, harga si batu hitam sempat meroket ke US$ 271/ton pada 24 Februari 2022 atau Kamis pekan lalu.
Sejak awal tahu, harga batu bara sudah melonjak 65,73%.
Geger konflik antara Rusia dengan Ukraina turut menyeret harga komoditas energi, termasuk batu bara, meningkat. Rusia akhirnya resmi menginvasi Ukraina. Terbaru, pasukan militer Rusia sudah menyerbu ibu kota Ukraina Kyiv.
Akibat tindakan Putin yang mendeklarasikan perang tersebut negara-negara Barat terutama AS, Inggris dan Uni Eropa memberikan sanksi ekonomi kepada Negara Beruang Merah. Sanksi ekonomi yang diberikan mencakup institusi keuangan Rusia dan para elitnya.
Tensi geopolitik yang meningkat di kawasan Eropa Timur membuat pasar khawatir kalau disrupsi rantai pasok masih akan berlanjut dan membuat ketidakseimbangan pasokan dan permintaan energi berlarut-larut.
Sebagai informasi, Russia merupakan salah satu produsen minyak dan gas global. Untuk diketahui produksi minyak Rusia mencapai 10,5 juta barel per hari (bph) atau setara dengan 11% dari total output global.
Batu bara dan minyak mentah merupakan sumber energi primer sehingga pergerakan harga salah satunya akan berdampak ke harga sumber energi lainnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 16 Saham Batu Bara Perkasa, Juaranya Tak Terduga