Internasional

Tak Hanya Negara, Raksasa Industri "Hukum" Rusia soal Ukraina

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
01 March 2022 16:55
FILE PHOTO: A Visa credit card is seen on a computer keyboard in this picture illustration taken September 6, 2017. REUTERS/Philippe Wojazer
Foto: REUTERS/Philippe Wojazer

Jakarta, CNBC Indonesia - Beragam perusahaan besar dunia juga ikut memberikan reaksi terhadap serangan Rusia ke Ukraina. Terbaru, hal ini diambil oleh perusahaan perbankan serta industri hiburan.

Perusahaan penyedia layanan keuangan Mastercard dan Visa pada Senin (28/2/2022) waktu setempat mengatakan pihaknya telah memblokir beberapa lembaga keuangan dari jaringan pembayarannya. Ini sebagai bagian dari mematuhi sanksi keuangan yang dijatuhkan negara Barat atas Moskow.

"Mastercard akan terus bekerja dengan regulator untuk memastikan kepatuhan," ujar CEO Mastercard Michael Miebach sebagaimana dikutip CNN International.

Tak hanya dari dunia keuangan, beberapa perusahaan penyedia jasa hiburan seperti Netflix juga memutuskan untuk sementara waktu menahan penayangan channel milik pemerintah. Hal ini diambil karena adanya peraturan yang mengharuskan lembaga streaming film itu untuk juga ikut menayangkan iklan milik pemerintah Rusia.

Selain Netflix, Disney juga memutuskan untuk menahan rilis film terbarunya di negara pimpinan Presiden Vladimir Putin itu.

"Mengingat situasi saat ini, kami tidak memiliki rencana untuk menambahkan saluran ini ke layanan kami," kata juru bicara Netflix kepada BBC.

Sebelumnya raksasa teknologi besar dunia seperti Twitter dan Facebook telah memutuskan untuk membatasi kehadiran informasi outlet berita yang didukung negara Rusia di platform mereka. Mereka menuduh outlet media milik Moskow itu menyebarkan informasi yang salah tentang penyerangan ini.

Sejauh ini beragam sanksi telah dijatuhkan oleh negara-negara Barat terhadap Rusia. Terbaru, blok Barat pimpinan Amerika Serikat (AS) telah membekukan operasional bank Rusia yang menggunakan platform keuangan global, SWIFT. Ini menimbulkan kepanikan warga Rusia dan jatuhnya nilai mata uang ruble.

Pakar ekonomi Rusia dari Foreign Policy Research Institute, Maximilian Hess, mengatakan bahwa negara Pimpinan Presiden Vladimir Putin itu telah melakukan beberapa hal untuk mengekang efek dari sanksi ini, salah satunya adalah kontrol modal untuk menahan laju uang yang mengalir ke luar negeri. Namun itu menganggap strategi itu tak akan begitu efektif.

"Tapi perlahan-lahan akan ditemukan cara untuk menyiasati kontrol itu. Kontrol kemungkinan akan tetap ada, tetapi yang mereka lakukan hanyalah menunda rasa sakit untuk sementara," paparnya.

Selain sanksi ekonomi, Barat juga menutup wilayah udara Uni Eropa (UE) untuk pesawat-pesawat Rusia serta menyita aset-aset milik warga Rusia yang dekat dengan Presiden Putin.


(tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramai-ramai Tinggalkan Rusia, Visa & Mastercard Tutup Operasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular