Internasional

Ramai Crazy Rich Rusia Bawa "Kabur" Kapal Mewah, Kenapa?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Selasa, 01/03/2022 08:34 WIB
Foto: Ilustrasi Yacht (@yachts_la_ciotat)

Jakarta, CNBC Indonesia - Para kaum super kaya Rusia mengambil langkah terbaru untuk melindungi asetnya dari sitaan pasca sanksi terkait serangan ke Ukraina. Salah satunya adalah memindahkan yacht yang dimiliki untuk berlayar menjauh dari blok Barat.

Data yang ditinjau oleh CNBC International dari Marine Traffic menunjukkan setidaknya empat yacht besar milik pengusaha Rusia yang dekat dengan Presiden Vladimir Putin telah bergerak menuju Montenegro dan Maladewa sejak beragam sanksi diumumkan.


Beberapa miliuner Rusia yang diketahui melakukan langkah ini adalah bos perusahaan energi Lukoil, Vagit Alekperov, dan pemilik konglomerasi industri Basic Element, Oleg Deripaska.

"Vagit Alekperov, yang merupakan presiden Lukoil yang berbasis di Rusia, sedang berlayar dengan yacht ke Montenegro," menurut Marine Traffic dikutip Selasa, (1/3/2022).

"Yacht Oleg Deripaska yang dikenal sebagai Clio meninggalkan Sri Lanka hampir dua minggu lalu dan diperkirakan akan segera tiba di Maladewa."

Aset-aset seperti yacht dan rumah mewah telah menjadi bidikan baru bagi pemerintah Barat utamanya Amerika Serikat (AS). Bahkan, AS mengumumkan pembentukan gugus tugas yang akan membidik aset para super kaya Rusia yang menguntungkan.

"Minggu mendatang, kami akan meluncurkan gugus tugas Transatlantik multilateral untuk mengidentifikasi, memburu, dan membekukan aset perusahaan dan oligarki Rusia yang terkena sanksi. Yacht mereka, rumah mewah mereka, dan keuntungan tidak sah lainnya yang dapat kami temukan dan bekukan di bawah hukum," tulis tweet terbaru Gedung Putih.

Tak hanya AS, Prancis saat ini menyebut sedang menyusun daftar properti yang dimiliki oleh orang kaya Rusia, termasuk mobil dan kapal pesiar, yang dapat disita di bawah sanksi Uni Eropa (UE).

Sanksi yang dijatuhkan negara Barat terus bertambah seiring dengan keputusan Moskow yang tetap melanjutkan agresi militernya di Ukraina. Selain penyitaan aset, negara-negara Barat saat ini telah membekukan Rusia dari jaringan perbankan dunia yang dikenal dengan SWIFT. Ini membuat sektor keuangan Negeri Beruang Putih itu terisolasi dari dunia.

Sementara itu, kesepakatan genjata senjata masih terus dirundingkan oleh Ukraina dan Rusia. Terbaru, kedua negara dilaporkan telah mengirimkan delegasinya untuk merundingkan hal ini.

Dalam sebuah laporan, disebutkan bahwa Rusia akan menghentikan agresinya ke negara pimpinan Presiden Volodymyr Zelensky itu bila negara itu siap untuk tidak mengikuti blok Barat dan juga siap untuk mengakui kontrol Moskow atas Krimea. 


(tps)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Mau Damai Dengan Ukraina, Rusia Beri Syarat Penyerahan Wilayah