Suplai Gas Dari Rusia Disetop, Jerman Pakai Batu Bara Lagi?

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
28 February 2022 20:25
Aktifitas pekerja saat bongkar muat Batubara yang datang dari Batam di Pelabuhan KCN Cilincing,  Jakarta Utara, Kamis (12/4). Keputusan Menteri ESDM Nomor 1359K/30/MEM/2018 soal harga jual batubara untuk penyediaan tenaga listrik buat kepentingan umum, pemerintah menetapkan harga jual untuk PLTU US$70 per ton.  pemerintah juga menetapkan volume maksimal pembelian batubara untuk pembangkit listrik 100 juta ton per tahun atau sesuai kebutuhan batubara untuk pembangkit listrik.Jonan menegaskan, penetapan harga jual batubara untuk PLTU agar tarif tenaga listrik tetap terjaga demi melindungi daya beli masyarakat dan industri yang kompetitif. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Untuk menggantikan energi gas/minyak dari Rusia, Jerman berencana untuk memperpanjang penggunaan batu bara untuk sumber energi mereka. Hal ini disebabkan setelah adanya invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina.

Diketahui, Jerman memang sejak lama masih tergantung dari Rusia terkait energi. Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck, mengatakan pembangkit listrik tenaga batu bara dapat beroperasi lebih lama dan bahkan tidak menentang untuk memperluas penggunaan energi nuklir.

"Pemerintah ingin mencapai titik di mana dapat memilih dengan negara mana kita ingin membangun kemitraan energi. Mampu memilih juga berarti, jika ragu, Anda dapat menjadi mandiri dari gas, batu bara, atau minyak Rusia," kata Habeck dikutip dari Bloomberg, Senin (28/2/2022).

Meski begitu, Habeck mengatakan memperpanjang penggunaan batu bara lebih dari tahun 2030 mungkin akan menimbulkan risiko jangka panjang, karena menurutnya tidak akan ada alternatif untuk energi terbarukan dalam hal keamanan energi.

"Berlari lebih lama berarti ketergantungan yang lebih lama pada batu bara, mungkin juga dari Rusia. Atau kita ambil di tempat lain. Tapi itu bentuk lain dari ketergantungan," tambahnya.

Sedangkan tenaga nuklir dinilainya tidak mungkin menjadi perbaikan jangka pendek, karena tiga reaktor terakhir negara itu sudah dalam proses penutupan.

"Persiapan untuk mematikan berada pada tahap yang sangat maju sehingga pembangkit listrik tenaga atom hanya dapat dioperasikan lebih lama di bawah masalah keamanan tertinggi dan mungkin dengan pasokan bahan bakar yang belum diamankan," kata Habeck.

Sementara itu, Kanselir Jerman, Olaf Scholz, telah mengumumkan rencana untuk membangun dua terminal gas alam cair baru untuk memperluas pilihan energi Jerman dan mengurangi ketergantungannya pada Rusia.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Hanya Nikel, Batu Bara RI Jadi Rebutan Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular