
Jadi Mitra Strategis Rusia, Apa China Berani Kasih Sanksi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Rusia tengah dihantam sanksi dari negara-negara dunia akibat serangan militer yang dilakukan Moskow pada Ukraina. Di tengah hantaman sanksi tersebut, China, yang akrab dengan Rusia, disebut berpotensi mengurangi penderitaan ekonomi mitranya.
Meski begitu, seiring dengan isolasi internasional terhadap Moskow yang makin menguat, ada indikasi bahwa China tidak bisa banyak membantu mitra strategisnya.
Mengutip Al Jazeera, China sendiri ogah menyebut aksi militer Rusia di Ukraina sebagai "invasi" dan mengutuk sanksi yang diberikan negara-negara Barat. Namun, fakta di lapangan menunjukkan sebaliknya. Lembaga keuangan milik negara China diam-diam menjauhkan diri dari ekonomi Rusia yang terkepung.
Langkah tersebut menunjukkan tindakan Beijing yang berusaha agar tetap bisa membina hubungan dengan Moskow tanpa secara terbuka melanggar sanksi. Sebab, apabila melanggar sanksi, akses China ke pasar ekspor di Barat dan sistem keuangan internasional bisa ikut-ikutan diblokir.
Operasi Bank of China di Singapura baru-baru ini menghentikan kesepakatan pembiayaan yang melibatkan perusahaan minyak Rusia, menurut kantor berita Reuters. Laporan lainnya yang diterbitkan Bloomberg mengatakan Bank of China dan Industrial & Commercial Bank of China telah membatasi pembiayaan untuk pembelian komoditas Rusia.
Beijing dan Moskow telah menjalin hubungan yang erat dalam beberapa tahun terakhir. Kedua negara bahkan sering bersekutu untuk menentang apa yang mereka anggap sebagai campur tangan AS dan sekutunya.
Awal bulan Februari lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pembicaraan dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing, di mana kedua pihak menyatakan bahwa persahabatan antara negara mereka tidak memiliki batas dan tidak ada bidang kerja sama yang "terlarang".
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hubungan Rusia-Ukraina Memanas, Putin Diawasi Ketat