Imbas Perang Harga Minyak Melejit, Impor BBM dan LPG RI Aman?

Pratama Guitarra, CNBC Indonesia
25 February 2022 17:40
1. Kejadian kebakaran Mobil Tangki di SPBU 31.12802 MT Haryono, Jakarta Selatan pada Selasa (1/12) sekitar pukul 11.35 WIB sudah berhasil ditangani dan situasi sudah berangsur kondusif. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. 

2. Insiden sudah dapat tertangani berkat kesigapan operator SPBU yang bahu membahu memadamkan percikan api.

3. Pararel menunggu hasil investigasi dan dengan alasan keselamatan, saat Ini operasional SPBU dihentikan sementara.

4.  Pertamina memberikan alternatif SPBU terdekat yaitu SPBU 34.12806 di Jalan Dr. Soepomo dan SPBU 34.12902 Jalan Gatot Subroto. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Kebakaran Mobil Tangki di SPBU 31.12802 MT Haryono, Jakarta Selatan pada Selasa (1/12). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) terus memantau perkembangan pasar minyak dan gas (migas) dunia yang naik tajam. Tren harga minyak mentah yang telah menembus US$ 100 per barel dipengaruhi oleh pulihnya demand energi secara global serta terdampak dari meningkatnya ketegangan politik di Eropa Timur antara Rusia-Ukraina.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan Pertamina terus memonitor kondisi energi global yang berpengaruh pada bisnis perusahaan, agar dapat memastikan ketahanan energi nasional tetap terjamin, termasuk suplai BBM dan LPG.

Menurutnya, Pertamina konsisten mempertahankan kinerja operasional hulu sampai hilir untuk meningkatkan ketahanan energi dan menjaga stabilitas suplai untuk kebutuhan konsumsi nasional.

Saat ini Pertamina memiliki sumber pasokan minyak mentah, produk BBM dan LPG bervariasi, baik dari dalam negeri maupun dari banyak negara lainnya sehingga memiliki fleksibilitas suplai.

"Sebagian minyak mentah kebutuhan dalam negeri diproduksi melalui portofolio Pertamina yaitu Subholding Upstream, dan juga disuplai oleh produksi KKKS di Indonesia," ungkap Fajriyah.

Sedangkan mekanisme pengadaan dilakukan berbasis long-term serta penyesuaian dengan short-term, baik untuk minyak mentah maupun produk BBM dan LPG, sesuai dengan kebutuhan dan dengan perencanaan yang matang.

Ia menambahkan, di samping memastikan penugasan untuk mendistribusikan energi ke seluruh Indonesia, Pertamina juga harus mengantisipasi dinamika market global saat ini yang berpotensi memberikan tekanan pada kinerja keuangan perusahaan dari sektor hilir.

"Oleh sebab itu, Pertamina akan terus memantau perkembangan pasar migas dunia dan melakukan kajian, evaluasi serta berkoordinasi dengan seluruh stakeholder terkait dampak strategisnya, termasuk penetapan harga BBM Non Subsidi, agar tetap terjaga kondisi pasar yang seimbang serta memastikan kemampuan keuangan perusahaan dalam rangka menjamin suplai BBM kepada seluruh masyarakat sampai ke pelosok negeri," tandasnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 2023, Impor BBM Berkurang 100 Ribu Barel

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular