
Negara-negara "Hajar" Rusia Sanksi Baru, AS-Jepang-Taiwan

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia kini dapat sanksi baru dari negara-negara Barat. Sanksi diberikan Inggris, Uni Eropa (EU), Jerman, Amerika Serikat (AS), Kanada hingga Jepang.
Ini terkait serangan Rusia ke Ukraina. Sebelumnya Kremlin juga sempat membuat pengakuan Rusia pada kemerdekaan dua wilayah di Ukraina timur, yakni Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan sebagai Republik Rakyat Lugansk (LPR).
Berikut sanksi dari berbagai negara, dihimpun dari berbagai sumber.
Amerika Serikat (AS)
Presiden Joe Biden mengatakan negaranya akan kembali memberi sanksi ke Rusia, Kamis (24/2/2022) sore waktu setempat. Sanksi dijanjikannya lebih luas dalam upaya memutus Moskow dari ekonomi global.
Biden menyebut hukuman baru akan menargetkan triliunan aset. Termasuk tindakan khusus terhadap elit serta bank-bank termasuk bank umum milik negara (BUMN) Rusia.
"Hari ini, saya mengizinkan sanksi tambahan yang kuat dan batasan baru tentang apa yang dapat diekspor ke Rusia," kata Biden dikutip CNBC International dalam konferensi pers Kamis sore waktu setempat.
"Ini akan membebani ekonomi Rusia dengan segera dan dari waktu ke waktu."
Ia pun mengatakan sudah berbicara dengan negara G-7. Selain AS, kelompok ini melibatkan Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang dan Inggris.
"Kami sepenuhnya setuju. Kami akan membatasi kemampuan Rusia untuk melakukan bisnis dalam dolar, euro, pound, dan yen untuk menjadi bagian dari ekonomi global," kata Biden lagi.
Ditegaskannya pula keluarga yang dekat Presiden Rusia Vladimir Putin juga jadi target. Ini untuk menekan Moskow mengakhiri serangan militernya.
Orang-orang itu adalah mantan kepala staf Kantor Eksekutif Kepresidenan Sergei Ivanov dan putranya. Lalu Igor Sechin, sekutu terdekat Putin lainnya dan CEO Rosneft, salah satu perusahaan minyak publik terbesar di dunia, bersama putranya.
Departemen Keuangan merilis daftar sanksi AS yang lebih rinci, tak berapa lama dari pernyataan Biden. Departemen tersebut mengatakan bahwa pembatasannya akan secara drastis melemahkan kemampuan raksasa pemberi pinjaman Rusia Sberbank dan VTB Bank untuk beroperasi.
Sebelumnya, Biden telah memberikan sanksi besar-besaran terhadap bank utama Rusia, EVB dan bank militernya, PSB.
Hukuman itu akan melarang lembaga keuangan Amerika memproses transaksi untuk VEB dan PSB. Ini akan secara efektif "memotong" bank dari transaksi yang melibatkan dolar AS, yang selama ini menjadi mata uang cadangan global.
Bukan hanya itu, sanksi juga diberikan ke utang negara Rusia. AS melarang bank-bank Amerika untuk memperdagangkan saham atau meminjamkan ke dana.
Kemarin AS juga memberi sanksi ke proyek pipa gas Nord Stream 2, yang menyalurkan gas dari Rusia ke Jerman. Proyek sebenarnya belum berjalan, tapi didanai mayoritas BUMN Rusia Gazprom, US$ 11 miliar.
Jepang
Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan pada Jumat jika Jepang akan memberlakukan serangkaian sanksi yang menargetkan lembaga keuangan Rusia, organisasi militer dan individu sebagai tanggapan atas invasi ke Ukraina. Rentang tindakan termasuk pembekuan aset individu dan larangan ekspor ke organisasi militer Rusia.
"Menanggapi situasi ini, kami akan memperkuat tindakan sanksi kami dalam kerja sama erat dengan G7 dan komunitas internasional lainnya," kata Kishida dalam konferensi pers.
Taiwan
Berbeda dengan China, Kementerian Luar Negeri mengatakan Taiwan akan menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina pada Jumat.
Dalam rilis berita, kementerian mengatakan "sangat mengutuk" keputusan Rusia untuk memulai perang melawan Ukraina, menambahkan bahwa Moskow telah menjadi ancaman serius bagi tatanan internasional berbasis aturan.
"Untuk memaksa Rusia menghentikan agresi militernya terhadap Ukraina, dan untuk memulai kembali dialog damai di antara semua pihak terkait sesegera mungkin, pemerintah Republik China (Taiwan) mengumumkan akan bergabung dengan sanksi ekonomi internasional terhadap Rusia," bunyi pernyataan tersebut.
Namun pernyataan itu tidak merinci bagaimana Taiwan akan memberikan sanksi kepada Rusia. Tetapi pulau itu adalah pemimpin global dalam produksi chip semikonduktor.
Australia
Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengumumkan sanksi baru terhadap Rusia, Jumat (25/2/2022). Sanksi menargetkan "oligarki yang bobot ekonominya memiliki arti strategis bagi Moskow" dan lebih dari 300 anggota Parlemen Rusia yang memilih invasi ke Ukraina.
Morrison menambahkan bahwa Australia juga bekerja dengan AS untuk mengkoordinasikan sanksi terhadap "individu dan entitas utama Belarusia yang terlibat dalam agresi, jadi kami memperluas sanksi tersebut ke Belarus," sebagaimana dilaporkan CNN International.
Sanksi baru datang setelah Canberra memberlakukan larangan perjalanan dan sanksi keuangan yang ditargetkan pada delapan pejabat tinggi Rusia pada Kamis.
Kanada
Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau sejak Selasa (22/2/2022) mengumumkan sanksi ekonomi terhadap Rusia. Negeri itu akan melarang warga terlibat dalam pembelian surat utang negara Rusia.
Sanksi tambahan juga diberikan ke bank-bank Rusia. Transaksi keuangan tidak akan diizinkan, termasuk dengan Donetsk dan Luhansk, yang keduanya wilayah separatis pro-Rusia di Ukraina.
Halaman 2>>
