Ribuan Ton Gandum Impor Bakal Masuk RI, Ini Ternyata Sebabnya

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
25 February 2022 09:25
Madali (52) memberi pakan ayam petelur di kawasan Tangerang Selatan, Selasa (12/10/2021). Peternak ayam petelur terus mengeluh dari harga Rp. 23.000/kg menjadi Rp. 18.000/kg, mereka mengeluarkan penurunan harga tidak sesuai dengan biaya pakan. Madali memiliki 800 ekor ayam negeri dan 800 ekor ayam kampung. Berdasarkan catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis, rata-rata harga telur ayam ras segar secara nasional pada 8 Oktober 2021 adalah Rp.23.000/kg tutun 2,52% dibandingkan posisi sebulan sebelumnya. 
  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Peternak Ayam Petelur (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - BUMN pangan, PT Berdikari (Persero) mengimpor sebanyak 36 ribu ton gandum. Yang akan dipasok ke industri pakan ternak di dalam negeri.

"Rencananya nanti Maret ada impor gandum 36.000 ton. Tahun 2021 kami ada impor sebanyak 307.000 ton. Semua untuk kebutuhan pabrik pakan," kata Direktur Utama Berdikari Harry Warganegara kepada CNBC Indonesia, Rabu (23/2/2022).

Gandum tersebut, kata dia, diimpor dari Australia.

"Impornya dari Australia, jadi aman (tidak terpengaruh konflik Rusia-Ukraina). Harga masih oke. Kita sudah lock dari Desember. Kita beli dari Australia karena sampai bulan Juli, di sana masih aman," jelasnya.

Harry menambahkan, impor gandum oleh Perseroan diharapkan bisa menekan potensi rembes gandum impor untuk kebutuhan pangan ke industri pakan. Apalagi, saat ini pemerintah juga masih menutup keran impor jagung untuk kebutuhan pakan.

"Kami bekerja sama dengan GPMT (Gabungan Perusahaan Makanan Ternak), kontraknya dengan masing-masing anggota. Kita jualnya komersial. Kita berharap ini bisa menjadi bagian dari bisnis tetap Berdikari. Dengan begitu bisa dikontrol agar gandum impor tidak banjir dan mengganggu produksi jagung petani," ujarnya.

Pasalnya, imbuh dia, meski sama-sama gandum, kode HS untuk gandum pangan dan pakan berbeda. Sehingga, kebijakan bea masuk (BM) atas impor kedua jenis tersebut pun berbeda.

Ilustrasi Gandum (Photo by Avinash Kumar on Unsplash)Foto: Ilustrasi Gandum (Photo by Avinash Kumar on Unsplash)
Ilustrasi Gandum (Photo by Avinash Kumar on Unsplash)

"Gandum pakan itu HS-nya 1001.99.99 dan gandum pangan itu 1001.99.12. Gandum flour mill (terigu) tidak bayar bea masuk, sedangkan fee mill (pakan) bayar 5%. Sementara ada oknum importir gandum flour mill yang lalu menjual gandumnya ke industri pakan. Bayangkan berapa pendapatan negara yang hilang," paparnya.

Dia mengatakan, oknum tersebut juga telah memicu kemarahan industri terigu besar dan meminta pelaku pelanggaran itu diberantas pemerintah.

"Gandum yang masuk ada 12-14 jutaan ton per tahun. Rembes ke feed mill bisa 3-4 jutaan ton," katanya.

Harry menambahkan, dengan impor kebutuhan pakan dilakukan BUMN, diharapkan bisa menekan aksi pelanggaran dan mengontrol arus masuk.

"Saat ini kami sedang nego untuk April, Mei, dan Juni. Dari Australia juga," kata Harry.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article La Nina Mulai 'Ngamuk', RI Siapkan Strategi Jaga Stok Makanan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular