Diduga! Gandum Impor Rembes ke Industri Pakan, kok bisa?

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
17 February 2022 08:55
Ilustrasi Gandum (Photo by Avinash Kumar on Unsplash)
Foto: Ilustrasi Gandum (Photo by Avinash Kumar on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gandum impor diduga merembes ke industri pakan. Pasalnya, importasi gandum melampaui konsumsi oleh industri tepung terigu di Tanah Air.

Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) mencatat, konsumsi gandum industri terigu nasional tahun 2020 adalah 8,6 juta ton atau setara terigu 6,7 juta ton. Tahun 2021, konsumsi gandum naik jadi 8,9 juta ton atau setara terigu 6,9 juta ton. Pasokan gandum Indonesia berasal dari impor, terutama Australia dan Ukraina. Tahun 2022, konsumsi gandum diprediksi akan naik 5% sesuai pertumbuhan ekonomi nasional.

Di sisi lain, data Aptindo menunjukkan, importasi gandum tahun 2020 adalah 10,29 juta ton, dan naik 11,5% pada tahun 2021 menjadi 11,48 juta ton. Diduga, kelebihan impor tersebut masuk ke industri pakan.

Direktur Utama PT Berdikari (Persero) Harry Warganegara mengakui, pihaknya melakukan impor gandum yang dijual secara komersial ke industri pakan anggota Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT).

"Gandum bukan lartas (larangan terbatas) jadi nggak pakai alokasi atau kuota. Berdikari ada impor gandum tahun 2021 sebanyak 307 ribu ton, semua sesuai kebutuhan pabrik pakan," kata Harry kepada CNBC Indonesia, Rabu (16/2/2022).

Madali (52) memberi pakan ayam petelur di kawasan Tangerang Selatan, Selasa (12/10/2021). Peternak ayam petelur terus mengeluh dari harga Rp. 23.000/kg menjadi Rp. 18.000/kg, mereka mengeluarkan penurunan harga tidak sesuai dengan biaya pakan. Madali memiliki 800 ekor ayam negeri dan 800 ekor ayam kampung. Berdasarkan catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis, rata-rata harga telur ayam ras segar secara nasional pada 8 Oktober 2021 adalah Rp.23.000/kg tutun 2,52% dibandingkan posisi sebulan sebelumnya.   (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)Foto: Peternak Ayam Petelur (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Madali (52) memberi pakan ayam petelur di kawasan Tangerang Selatan, Selasa (12/10/2021). Peternak ayam petelur terus mengeluh dari harga Rp. 23.000/kg menjadi Rp. 18.000/kg, mereka mengeluarkan penurunan harga tidak sesuai dengan biaya pakan. Madali memiliki 800 ekor ayam negeri dan 800 ekor ayam kampung. Berdasarkan catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis, rata-rata harga telur ayam ras segar secara nasional pada 8 Oktober 2021 adalah Rp.23.000/kg tutun 2,52% dibandingkan posisi sebulan sebelumnya. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Kerja sama dengan GPMT tersebut dilakukan dengan kontrak masing-masing anggota. Dimana GPMT yang menentukan alokasi setiap anggota dalam setiap pengiriman.

"Jadi komersial. Dan, yang penting juga adalah bayar pajak ke negara kalau belinya lewat Berdikari. Karena selama ini mereka beli lewat oknum pabrik terigu/ flour mill. Dimana gandum flour mill tidak bayar bea masuk, sedangkan aturannya feed mill (pakan) ada bea masuk 5%," jelas Harry.

Meski sama-sama gandum, katanya, kode HS tiap produk berbeda. Yaitu, 1001.99.99 untuk gandum pakan dan 1001.99.12 untuk milling (flour).

"Bayangkan berapa pendapatan negara yang hilang karena feed mill beli dari flour mill dan itu melanggar. Seharusnya Satgas Pangan bertindak. Feed mill pakai gandum jutaan ton per tahun. Sementara, Berdikari hanya 307 ribu, ini nothing (jika dibandingkan konsumsi feed mill). Gandum masuk 12-14 juta ton per tahun, rembes ke feed mill 3-4 jutaan," katanya.

Hanya saja, Harry menambahkan, perang melawan praktik ilegal tersebut juga telah dilakukan produsen terigu skala besar di Tanah Air.

"Pabrik terigu besar justru pengen oknum pabrik terigu itu tutup saja. Peraturannya kalau impor flour mill tidak boleh jual ke mana pun, harus pakai sendiri. Modusnya gandum rusak atau kena air dan lain-lain. Lama-lama lempeng aja. Jadi memang harus ditertibkan segera," ujarnya.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prahara Pakan Ternak, Mentan: Jagung Diperkirakan Surplus!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular