Dirut PLN: Tanpa Inovasi, Energi Hijau Bisa Bebani APBN

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
24 February 2022 09:56
Darmawan Prasodjo dalam acara Energy Outlook 2022 (Tangkapan layar CNBC TV)
Foto: Darmawan Prasodjo dalam acara Energy Outlook 2022 (Tangkapan layar CNBC TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menyatakan bahwa pengembangan energi hijau atau Energi Baru dan Terbarukan (EBT) memerlukan inovasi. Hal itu supaya energi yang dihasilkan dari pembangkit EBT itu bisa lebih murah dari pembangkit fosil,

Darmawan berkisah, di tahun 2015 pihaknya melakukan lelang PLTS dengan harga US$ 25 sen, dan terus mengalami penurunan di tahun 2019 US$ 10 sen.

"Sekarang US$ 3,3 sen, artinya manusia berinovasi, kebudayaan manusia selalu bisa berinovasi, EBT harganya semakin murah. Energi batre saat ini 12 sen, tapi dibadning 2015 turun 80%, 2026 barangkali bisa US$ 4-5 sen," ungkap Darmawan di Energy Outlook, CNBC Indonesia, Kamis (24/2/2022).

Adapun pemerintah mendorong agar PLN bersama-sama bisa menjadi bagian kekuatan inovasi, sehingga tidak adalagi anggapan bahwa energi kotor itu yang kurah dan energi bersih mahal.

"Jadi dilema, EBT bisa tapi nanti akan membebani APBN dengan cukup berat, padahal banyak porsi lain, jadi harus berinovasi. Jadi lelang dari diesel dan impor jadi EBT dengan baterai, unlock kekuatan inovasi, harga semakin turun," tandas dia

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara I Pahala Mansury menegaskan komitmen pemerintah untuk penghentian operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PLN di 2030.

"Kita harap sampai 2030 nanti sudah bisa melakukan retirement subcritical tahap pertama 1 GW," ujarnya.

Selain penghentian operasional PLTU, Pahala mengatakan BUMN berkomitmen membangun bisnis-bisnis baru yang berujung pada penurunan emisi. Misalnya pengembangan pembangkit listrik berbasis geothermal hingga biomassa.

"Ini harus menjadi inisiatif bersama, bukan hanya dilakukan BUMN saja, tapi juga BUMN lain khususnya Perhutani dan PTPN di mana dua BUMN itu memiliki potensi mengembangkan energi berbasis biomassa," kata Pahala.

Dalam acara yang sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, penghentian operasional PLTU batu bara akan dilakukan bertahap hingga 2060. Hal itu diperlukan demi mendukung rencana Indonesia mewujudkan net zero emission pada 2060.

Pemerintah menargetkan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berhenti total pada 2031. Selanjutnya, secara bertahap akan memulai penghentian operasional PLTU berbahan bakar batu bara.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tuju NZE 2060, PLN Kejar Pengembangan EBT Hingga Beijing

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular