
Tak Bisa Sendiri, Penurunan Emisi Karbon RI di 2030 Hanya 29%

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan upaya penurunan emisi karbon di Indonesia tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah. Penurunan emisi menurutnya harus dilakukan dengan bantuan negara lain.
Tanpa bantuan negara lain, penurunan emisi karbon Indonesia di 2030 mendatang hanya mencapai 29%. Menurut Luhut, Indonesia sebagai salah satu negara yang meratifikasi Persetujuan Paris sudah menyiapkan strategi transisi energi hingga 2060 mendatang.
Strategi dan target transisi dituangkan dalam National Determined Contribution (NDC).
"Pemerintah juga telah menyiapkan road map transisi energi menuju perekonomian yang menghasilkan net zero emission pada 2060. Dengan target ini Indonesia akan turunkan emisi hingga 29% dengan usaha sendiri, atau 41% dengan dukungan internasional," kata Luhut saat membuka acara Energy Outlook 2022 yang diselenggarakan CNBC Indonesia, Kamis (24/2/2022).
Selain mengandung target penurunan emisi karbon, NDC Indonesia juga memuat target 100% rasio elektrifikasi di dalam negeri. Kemudian, ada juga target konsumsi listrik masyarakat hingga 1.217 KwH per tahun.
Luhut menambahkan pemerintah sudah menargetkan porsi penggunaan energi baru terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional hingga 2025 mencapai 23%. Saat ini, menurut Luhut proporsi EBT dalam bauran energi nasional baru mencapai 13%.
"Green RUPTL dalam jangka pendek, upaya pencapaian 23% EBT dalam bauran energi 2025 sejauh ini baru mencapai 13%. Dalam menyikapi ini pemerintah mendorong PLN menetapkan Green RUPTL, Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2021-2030 pada 28 September 2021 yang jauh lebih hijau dari RUPTL sebelumnya. Target persentase EBT bauran energi dinaikan menjadi 52% pada 2030," katanya.
Pada Januari lalu, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyebut capaian penggunaan EBT pada 2021 setara dengan 151,6 jua barrel oil equivalent. Dari sisi penambahan kapasitas terpasang untuk pembangkit listrik EBT untuk PLTS atap termasuk yang on-grid angkanya 654,76 mega watt (MW) dari target 854,78 MW. Jadi, realisasi yang tercapai adalah 77%.
Capaian penggunaan EBT yang belum memenuhi target karena pada 2021 sektor energi menjadi salah satu sektor yang terdampak pandemi Covid-19.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Keniscayaan, Luhut: 2030 Jalanan RI Penuh Kendaraan Listrik
