Ekonomi RI Selevel AS-China Tapi Orang Nganggur Menjamur!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
22 February 2022 16:40
pertumbuhan ekonomi
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Perekonomian Indonesia sah bangkit dari pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19) di tahun 2021 lalu. Masih belum banyak negara yang produk domestik brutonya (PDB) bisa kembali ke level pra-pandemi. Indonesia kini selevel dengan Amerika Serikat (AS), China, Singapura dan Korea Selatan dilihat dari indeks PDB riil.

"Kinerja pertumbuhan global yang sudah rilis, Indonesia menjadi salah satu negara yang sudah kembali ke level sebelum pandemi, bersama Singapura, AS, Korsel dan China," ujar Abdurohman, Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro, Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, dalam Diskusi Publik Forum Masyarakat Statistik: Kinerja Pertumbuhan Ekonomi di Masa Pandemi secara virtual.

pdbFoto: Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia (Dok: Kemenkeu)

Indeks ini menggunakan PDB 2019 sebagai tahun dasar dengan angka 100. Di tahun 2021, indeks PDB riil Indonesia tercatat sebesar 101,6, yang berarti sudah lebih tinggi dari sebelum pandemi.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) nilai PDB atas dasar harga berlaku di tahun 2021 sebesar 16.970,8 triliun, lebih tinggi tahun 2019 sebesar Rp 15.833,9 triliun.

Tanda-tanda pulihnya perekonomian Indonesia terlihat dari ekspansi sektor manufaktur Indonesia di tahun lalu yang terus memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa. Rekor tertinggi purchasing managers' index (PMI) manufaktur sebesar 57,2, yang dicapai pada Oktober tahun lalu.

PMI manufaktur menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Di atasnya berarti ekspansi, di bawahnya kontraksi. Ketika sektor manufaktur berekspansi, bahkan semakin tinggi, roda bisnis di dalam negeri akan berputar lebih kencang.

Seperti diketahui, sektor industri pengolahan merupakan penyumbang PDB terbesar berdasarkan lapangan usaha, kontribusinya nyaris 20%. Sepanjang tahun lalu sektor industri pengolahan mampu mencatat pertumbuhan 3,39% setelah mengalami kontraksi 2,93% di 2020.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Pengangguran Tinggi, Daya Beli Masyarakat Masih Rendah

Sementara itu PDB menurut pengeluaran, ekspor menjadi yang paling mencolok dengan pertumbuhan lebih dari 24%. Ekspor sendiri berkontribusi sebesar 21% terhadap PDB menurut pengeluaran.

Tingginya harga komoditas menjadi salah satu pemicu lonjakan ekspor. Sepanjang tahun 2021 rata-rata harga batu bara acuan Ice Newcastle mencatat kenaikan sebesar 120% dibandingkan rata-rata harga di 2020, berdasarkan data Refinitiv.

Selain batu bara, komoditas ekspor utama lainnya, minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) juga mengalami lonjakan, Rata-rata harga CPO di bursa Derivatif Malaysia tercatat naik naik 53% di tahun lalu dari tahun sebelumnya.

Moncernya kinerja ekspor ternyata tidak mampu dibarengi dengan konsumsi rumah tangga yang berkontribusi 54% dari PDB yang hanya mencatat pertumbuhan 2,2% saja, setelah mengalami kontraksi 2,63% di  2020. Dengan low base akibat kontraksi di tahun sebelumnya, pertumbuhan konsumsi rumah tangga bisa dikatakan masih rendah pada tahun lalu. 

Pertumbuhan yang tidak terlalu tinggi menjadi indikasi daya beli masyarakat yang masih rendah. Maklum saja, meski PDB Indonesia sudah kembali ke level pra-pandemi, tetapi tingkat pengangguran masih lebih tinggi.

Jumlah penganggur di Indonesia pada Agustus 2021 kembali ke atas 9 juta orang. BPS melaporkan jumlah pengangguran per Agustus 2021 adalah 9,1 juta orang. Naik dibandingkan Februari 2021 yang sebanyak 8,75 juta orang, tetapi tidak setinggi Agustus 2021 yang mencapai 9,77 juta orang.

Dibandingkan Februari 2020, atau sebelum sebelum Covid-19 menjadi pandemi jumlah pengangguran sebanyak 6,88 juta orang.

Sementara Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2021 adalah 6,49%. Naik ketimbang Februari 2021 yang sebesar 6,26%, dan jauh lebih tinggi dari Februari 2020 sebesar 4,99%.

Meski demikian TPT bulan Agustus 2021 masih lebih rendah dari Agustus 2020 ketika mencapai 7,07% yang merupakan level tertinggi dalam satu dekade terakhir. 

TIM RISET CNBC INDONESIA 

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular