Internasional

Rusia Klaim Penjaga Perdamaian Ukraina, AS: Omong Kosong

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
22 February 2022 15:30
President Joe Biden speaks about Ukraine in the East Room of the White House, Tuesday, Feb. 15, 2022, in Washington. (AP Photo/Alex Brandon)
Foto: AP/Alex Brandon

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) mengomentari pengiriman pasukan Rusia ke Ukraina. Presiden Vladimir Putin sebelumnya menandatangani sebuah dekrit, Senin (21/2/2022), yang tak hanya mengakui dua wilayah Ukraina Timur independen, tapi juga memerintahkan angkatan bersenjata Rusia masuk ke wilayah-wilayah tersebut.

Rusia mengatakan apa yang dilakukan negaranya adalah sebagai "penjaga perdamaian". Namun hal ini disebut "omong kosong" oleh AS.

"Konsekuensi dari tindakan Rusia akan mengerikan di seluruh Ukraina, di seluruh Eropa, dan di seluruh dunia," kata Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, di Dewan Keamanan PBB, Senin (21/2/2022) malam waktu setempat, dikutip dari Reuters.

"Presiden Putin telah mencabik-cabik Perjanjian Minsk. Kami sudah jelas bahwa kami tidak percaya dia akan berhenti di situ," ujarnya lagi merujuk pada perjanjian 2014 dan 2015 yang bertujuan untuk mengakhiri konflik antara tentara Ukraina dan separatis yang didukung Rusia di Ukraina timur.

Bukan hanya AS, Rusia secara luas dikritik oleh sebagian besar anggota dewan keamanan lainnya. Duta Besar Kenya untuk PBB Martin Kimani mengutuk tren negara-negara kuat yang melanggar hukum internasional seperti yang dilakukan Putin.

"Kami tetap terbuka untuk diplomasi untuk solusi diplomatik, namun membiarkan pertumpahan darah baru di Donbass adalah sesuatu yang tidak ingin kami lakukan," kata Vassily Nebenzia.

Sebelumnya, delapan anggota dewan, termasuk AS, Inggris dan Prancis, mendukung permintaan Kyiv agar Dewan Keamanan bertemu menyusul pengumuman Putin. Itu adalah pertemuan Dewan Keamanan ketiga di Ukraina dalam beberapa minggu terakhir.

Badan tersebut telah bertemu puluhan kali untuk membahas krisis Ukraina sejak Rusia mencaplok wilayah Krimea Ukraina pada tahun 2014. Tetapi badan tersebut tidak dapat mengambil tindakan apapun karena Rusia memiliki hak veto bersama dengan Prancis, Inggris, China, dan AS.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga yakin Rusia telah melanggar integritas teritorial dan kedaulatan Ukraina dengan keputusannya untuk mengakui Ukraina timur sebagai entitas independen. Senin, Putin mengumumkan mengakui wilayah yang dikuasai pemberontak Ukraina sebagai negara yakni Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR).


(tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Biang Keladi' Konflik Rusia-Ukraina, Putin yang Cemburu?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular