Begini Strategi Pemerintah Antisipasi Kenaikan Harga Minyak
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia pada perdagangan Senin, 21 Februari 2022 pukul 9.46 WIB, Minyak Brent telah menyentuh US$ 90,66 per barel. Lantas bagaimana strategi pemerintah mengantisipasi kenaikan harga minyak ini?
Dirjen Minyak dan Gas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengungkapkan pihaknya bersama otoritas terkait telah menyiapkan solusi dan strategi untuk mengantisipasinya agar tidak merembet kepada perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
Cara yang akan ditempuh, salah satunya adalah dengan mengurangi ketergantungan minyak dengan memanfaatkan gas untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan industri.
Tutuka menjelaskan, dalam kerangka transisi energi, pemanfaatan gas dalam negeri saat ini sudah lebih dari 60% diperuntukan bagi industri, listrik, dan hal-hal lainya.
"Kalau kami lihat dengan harga khusus bisa menggeliatkan industri lagi. Sehingga diharapkan ke depan, bisa bersaing di dunia internasional," jelas Tutuka kepada CNBC Indonesia dalam Program Energy Corner, Senin (21/2/2022).
"Dan diharapkan bisa tepat sasaran dalam pemanfaatan gas untuk industri ini, juga untuk listrik signifikan pengaruhnya terhadap kompensasi dan hal baik ke depannya," kata Tutuka melanjutkan.
Ke depan, Tutuka merencanakan penggunaan gas ini juga akn meluas hingga ke Indonesia Timur. Karena selama ini, di Indonesia Timur masih menggunakan BBM untuk pembangkit listrik.
"Ini akan diganti dengan pembangkit tenaga gas," tuturnya.
Begitu pun di Pulau Jawa, pemanfaatan gas di dalam negeri dengan dibangun pipa gas di Semarang - Batang, yang akan memenuhi kebutuhan industri di sana.
"Ini sangat mendukung transisi gas, sehingga diharapkan ketergantungan minyak akan berkurang. Dan jangka pendek, gas-gas ini lebih tepat sasaran. Seperti LPG, harus tepat sasaran dan pemanfaatannya lebih optimal," jelas Tutuka.
(pgr/pgr)