Internasional

Duh, Konflik Rusia-Ukraina Bisa Legalkan Klaim China di LCS?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
18 February 2022 17:10
The Vietnamese-claimed Southwest Cay island in the Spratly island group is seen from a Philippine Air Force C-130 transport plane during the visit to the Philippine-claimed Thitu Island by Defense Secretary Delfin Lorenzana, Armed Forces Chief Gen. Eduardo Ano and other officials in disputed South China Sea, western Philippines, Friday, April 21, 2017. The South China Sea issue is expected to be discussed in the 20th ASEAN Summit of Leaders next week. (Francis Malasig, Pool Photo via AP)
Foto: AP/Francis Malasig

Jakarta, CNBC Indonesia - Konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina disebut-sebut bisa merambat kemana-mana. Hal ini disampaikan seorang pejabat senior Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta.

Menurutnya, pelanggaran terang-terangan Rusia terhadap hukum internasional menjadi tantangan langsung terhadap tatanan berbasis aturan internasional. Ukraina sendiri merupakan anggota PBB, yang artinya negara merdeka dan berdaulat.

"Jika Rusia diizinkan untuk membatasi kedaulatan Ukraina dengan mendikte aliansi Ukraina dan pilihan kebijakan luar negeri, dengan memerasnya dan melanggar integritas teritorialnya, itu dapat memberanikan orang lain yang ingin memperluas klaim teritorial ilegal, termasuk di Laut China Selatan (LCS)," katanya dalam press briefing, Jumat (18/2/2022).

"Merusak prinsip-prinsip tatanan berbasis aturan internasional melemahkan fondasi kerja sama internasional, dan pelanggaran Rusia mengancam perdamaian dan stabilitas di benua Eropa," tambahnya.

Pejabat AS memang tak menyebutkan China. Namun, sebagaimana diketahui, LCS juga menjadi wilayah panas. China menjadi salah satu negara yang paling keras mengklaim perairan tersebut.

Negeri Tirai Bambu selama ini sudah mengklaim hampir seluruh wilayah LCS, yakni sekitar 90% yang meliputi area seluas sekitar 3,5 juta kilometer persegi (1,4 juta mil persegi), dengan konsep sembilan garis putus-putus (nine-dash line).

Klaim teritorial sepihak tersebut tumpang tindih dengan klaim beberapa negara ASEAN dan Taiwan. Selain dengan China, LCS sendiri berbatasan dengan Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.


(tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kedubes AS Blak-blakan: Ancaman Perang Masih Bayangi Eropa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular