Awas Perang Jadi Beneran, Baku Tembak Pecah di Ukraina
Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan masih terus melanda Ukraina. Kali ini baku tembak terjadi Kamis (17/2/2022) dini hari di Ukraina timur, antara pasukan pemerintah Kyiv dengan pemberontak pro Rusia.
Kedua belah pihak memang telah berperang bertahun-tahun. Gencatan senjata yang dibuat bahkan dilanggar berkali-kali.
Mengutip Reuters, baik pemerintah maupun pemberontak saling menuduh masing-masing telah menembak melintasi garis gencatan senjata. Pemberontak pro Rusia misalnya, menuduh pasukan pemerintah melepaskan tembakan ke wilayah mereka empat kali dalam 24 jam terakhir.
Sementara pemerintah mengatakan milisi menembak sebuah taman kanak-kanak di Stanytsia Luhanska di wilayah Luhansk, Ukraina. Rekaman video yang dirilis oleh polisi menunjukkan sebuah lubang menembus dinding bata di sebuah ruangan yang dipenuhi puing-puing dan mainan anak-anak.
"Beberapa provokasi direncanakan hari ini, kami memperkirakannya dan mengira bahwa perang telah dimulai," kata seorang penduduk desa Stanytsia Luhanska, Dmytro.
Presiden Volodymyr Zelenskiy mengatakan tindakan milisi pro-Rusia yang menembaki sebuah taman kanak-kanak sebuah "provokasi besar". Sementara Rusia melalui Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan sangat prihatin atas labpran ini dan menyebut Kyiv ingin merebut wilayah pemberontak dengan paksa.
Hal ini semakin menimbulkan kekhawatiran Barat akan potensi serangan Rusia ke Ukraina. Sebelumnya AS dan NATO menuding Rusia bersiap melakukan invasi dengan menempatkan 100.000 lebih pasukan di perbatasan Ukraina, meski Moskow membantah dan meluncurkan sejumlah foto dan video monarki pasukan.
Dalam laporan terbaru Estonia, salah satu negara NATO di Eropa Timur, badan Intelijen luar negerinya menyebut Rusia kemungkinan akan melancarkan serangan militer terbatas. Serangan itu akan mencakup pemboman senjata rudal dan pendudukan "medan utama" di Ukraina.
"Saat ini, penilaian kami adalah bahwa mereka akan menghindari kota-kota dengan populasi besar, karena dibutuhkan banyak pasukan untuk mengendalikan daerah-daerah itu," kata Direktur Jenderal Badan Intelijen Luar Negeri Estonia, Mikk Marran.
"Tetapi tidak ada pemahaman yang jelas tentang jalan apa yang mungkin dieksploitasi oleh pasukan Rusia."
Kemungkinannya, Rusia akan mengintensifkan pertempuran di wilayah yang hendak memisahkan diri dari Ukraina dan didukung Moskow. Ini dikaitkan dengan dukungan milisi anti pemerintah di Ukraina Timur.
Juru Bicara Gedung Putih AS juga mengatakan pada Kamis bahwa Rusia telah menambahkan 7.000 tentara untuk kehadirannya di perbatasan Ukraina selama 24 jam terakhir. Ini berbeda dengan pernyataan menarik pasukan.
"Kami melihat mereka terbang dalam lebih banyak pesawat tempur dan pendukung. Kami melihat mereka mempertajam kesiapan mereka di Laut Hitam," kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin di markas NATO di Brussels.
"Kami bahkan melihat mereka menimbun persediaan darah mereka."
Maxar Technologies, sebuah perusahaan swasta AS yang melacak tentara Rusia di perbatasan mengatakan gambar satelit menunjukkan bahwa sementara Rusia telah menarik kembali beberapa peralatan militer dari dekat Ukraina. "Perangkat keras lain telah tiba," tulis Reuters mengutip perusahaan itu.
Halaman 2>>>
(sef/sef)