
Alert! Orang-Orang Kriteria Ini Rentan Saat Tersengat Omicron

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah perkembangan kasus Covid-19 yang tinggi, masyarakat diminta beraktivitas dengan penuh kewaspadaan. Terlebih bagi masyarakat dengan penyakit penyerta atau komorbid.
Pasalnya, masyarakat yang memiliki riwayat komorbid berpeluang mengalami pemburukan gejala bila terpapar Covid-19, utamanya varian Omicron. Masyarakat pun diminta untuk berhati-hati.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan ada beberapa faktor yang dapat memperparah kondisi seseorang apabila terpapar Covid-19.
"Faktor usia, riwayat vaksinasi seseorang serta riwayat komorbid," kata Wiku dalam keterangan pers, seperti dikutip Rabu (16/2/2022).
Wiku mengemukakan sejumlah faktor tersebut akan menyebabkan sistem pembentukan kekebalan tubuh seseorang terhadap penyakit infeksi menjadi kurang optimal. Khususnya, salah satu faktor risiko yaitu komorbid.
Karena jika sudah terpapar, seseorang yang memiliki satu bahkan lebih penyakit penyerta, berisiko membutuhkan perawatan inap maupun perawatan intensif di rumah sakit.
"Ancaman kematian akan menjadi lebih besar," jelas Wiku.
Center for Disease Control and Prevention (CDC) pada tahun ini menyebutkan sejumlah jenis penyakit penyerta yang dapat meningkatkan risiko jika terpapar Covid-19.
Diantaranya adalah kanker, gangguan ginjal, hati, paru-paru kronis, gangguan neurologis, diabetes melitus tipe 1 dan 2, gangguan jantung dan pembuluh darah, infeksi HIV, gangguan sistem kekebalan tubuh, obesitas, hingga thalasemia.
Bahkan, sambung Wiku, berdasarkan studi, keparahan gejala pada berbagai jenis komorbid dapat berbeda-beda. Misalnya, merujuk pada studi Hijaz yang diterbitkan pada 2020.
Dalam studi tersebut, umumnya penderita hipertensi mengeluhkan terjadinya peradangan paru-paru atau pneumonia dibarengi dengan kenaikan tekanan darah.
Selain itu, penderita gangguan paru-paru kronik juga mengeluhkan terjadinya kekurangan darah atau hiposemia parah dan gejala khas lainnya pada setiap komorbid.
Faktanya, secara nasional berdasarkan data yang diakses dari rumah sakit online tertanggal 13 Februari 2022, tercatat bahwa mayoritas kasus positif yang meninggal dikontribusikan komorbid diabetes melitus.
"Dan 15% diantaranya bahkan memiliki riwayat komorbid lebih dari satu jenisnya," kata Wiku.
Sementara itu, menurut studi di salah satu rumah sakit di India, lebih dari 90% pasien dengan lebih dari 2 jenis komorbid meninggal dunia dibandingkan kasus positif yang hanya memiliki satu sampai dengan dua komorbid saja.
Selanjutnya, mayoritas kauss positif dengan gejala berat atau kritis, memiliki komorbid diabetes melitus dan hipertensi. Dan 19% dari mayoritas tersebut bahkan memiliki lebih dari satu jenis penyakit.
Untuk itu apabila masyarakat menemukan seseorang dengan komorbid pada kelompok rentan disekitarnya, wajib melaporkan agar dapat ditangani secara dini.
Sementara itu. bagi penderita komorbid yang positif itu sendiri, diminta secara aktif segera menghubungi tenaga kesehatan. Walaupun gejala yang dirasakan tergolong ringan demi perawatan yang lebih efektif yang cepat.
"Pada prinsipnya seluruh masyarakat wajib berhati-hati dalam beraktivitas termasuk bagi orang yang tidak termasuk kategori rentan ini," jelasnya.
(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Eks WHO Pertanyakan Kematian Covid Non Komorbid & Lansia
