
Impor Biji-bijian Indonesia Melonjak 60%

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai impor nonmigas pada Januari 2022 melonjak 35,86% secara tahunan menjadi US$16,00 miliar. Namun, anjlok 10,97% dibandingkan Desember 2021. Impor Januari 2022 didominasi bahan baku dan penolong, yakni 75,97%. Meski turun 11,35% secara bulanan, namun melonjak 39,57% secara tahunan.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto memaparkan, berdasarkan kode HS 2 digit, komoditas yang alami peningkatan impor terbesar di Januari 2022 dipimpin kelompok serealia atau tanaman biji-bijian, dengan kode HS-10.
"Peningkatan tertinggi dibandingkan Desember 2021 itu pada komoditas serealia dengan peningkatan US$130,3 juta. Kemudian gula dan kembang gula atau HS-17 meningkat US$96,1 juta. Kemudian, biji dan buah mengandung minyak meningkat US$66,6 juta," kata Setianto dalam keterangan pers, Selasa (15/2/2022).
Disusul besi dan baja (HS-72) sebesar US$59 juta dan kendaraan bermotor dan komponennya (terbongkar tidak lengkap, HS-98) meningkat SU$53,5 juta.
"Serealia dengan HS-10 itu secara month to month naik 60,66%. Kalau lebih rinci, komoditasnya terbesar berupa wheat grain HS 8 digit-nya 10019912. Kedua, adalah wheat other than durum wheat dengan kode HS 8 digit 10019919, kemudian millet HS 10082900," kata Setianto.
![]() Nilai Ekspor (Tangkapan Layar Youtube BPS Statistics) |
Wheat grain atau gandum adalah bahan baku untuk pembuatan tepung terigu, sedangkan millet merupakan tanaman serealia, di dalamnya termasuk sorgum.
Impor gandum Indonesia tercatat tinggi karena konsumsi berbasis terigu, termasuk mi instan. Dimana, Indonesia merupakan penikmat mi instan terbesar kedua di dunia.
Produk serealia juga mencakup padi, jagung, kedelai, dan tanaman biji-bijian.
Sebelumnya, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan meminta importir terus melakukan impor kedelai agar kebutuhan di dalam negeri terpenuhi.
"Stok kedelai di Akindo (Asosiasi Kedelai Indonesia) ada sekitar 140 ribu ton dan Februari ini masih akan masuk lagi 160 ribu ton. Sehingga, pasokan kedelai untuk kebutuhan ini hanya cukup 2 bulan ke depan," kata Oke dalam jumpa pers virtual bersama Akindo dan Gakoptindo, Jumat (11/2/2022).
Sementara itu, terkait impor gula, untuk tahun 2022, pemerintah telah mengeluarkan rekomendasi izin impor gula rafinasi sebanyak 3,4 juta ton. Rekomendasi itu melonjak 200-300 ribu ton dibandingkan kuota tahun 2021 sebesar 3,1 juta ton.
"Soal gula rafinasi, saya mengeluarkan izin lebih dari cukup karena bagian antisipasi kenaikan harga gula internasional. Harga akan menuju ke 17 tahun tertinggi di tahun 2022. Tak beresin semua, jumlahnya lebih besar dari tahun lalu. Sudah keluar izinnya lebih besar dari tahun lalu," kata Lutfi saat rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin (31/1/2022).
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Sentil Impor Gandum, RI Terbanyak Beli dari Negara Ini