
Perang Dunia 3 Bisa Jadi Hari Rabu, Risiko Besar Ini Intai RI

Tak hanya minyak, Indonesia sebagai pengimpor LPG, di mana sekitar 6-7 juta ton per tahun pasokan LPG diimpor setiap tahunnya atau sekitar 80% dari pasokan LPG dalam negeri, juga akan terdampak dari kondisi ini. Pasalnya, harga LPG menurutnya kemungkinan besar juga turut mengalami lonjakan, seperti halnya harga minyak dunia.
Seperti diketahui, Indonesia merujuk harga LPG pada Contract Price Aramco (CPA). Pada akhir Desember 2021 lalu misalnya, PT Pertamina (Persero) akhirnya menaikkan harga LPG non subsidi sebesar Rp 1.600 - Rp 2.600 per kilo gram (kg) menjadi Rp 11.500 per kg.
Di pasaran kini harga LPG per tabung 12 kg tersebut bisa mencapai sekitar Rp 175 ribu - Rp 177 ribu. Bahkan, tak menutup kemungkinan di beberapa daerah ada yang lebih dari harga tersebut.
Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting sempat mengatakan bahwa kenaikan harga jual LPG ini karena dipicu kenaikan CP Aramco.
Pada November 2021, harga LPG CP Aramco mencapai US$ 847 per metrik ton, harga tertinggi sejak tahun 2014 atau meningkat 57% sejak Januari 2021.
"Penyesuaian harga LPG non subsidi terakhir dilakukan tahun 2017. Harga CPA November 2021 tercatat 74% lebih tinggi dibandingkan penyesuaian harga 4 tahun yang lalu," ungkap Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting kepada CNBC Indonesia, Senin (27/12/2021).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa nilai impor LPG RI pada 2021 mencapai US$ 4,09 miliar atau sekitar Rp 58,5 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per US$), meroket 58,5% dibandingkan nilai impor pada 2020 lalu yang tercatat US$ 2,58 miliar.
Meski dari sisi nilai impor LPG ini naik signifikan, dari sisi volume impor hanya naik tipis. Berdasarkan data BPS, volume impor LPG sepanjang Januari-Desember 2021 tercatat sebesar 6,42 juta ton, naik tipis dari 6,35 juta ton pada 2020 lalu.
Adapun impor LPG tersebut terdiri dari impor bahan baku LPG yakni propana dan butana. Untuk impor propana pada 2021 tercatat sebesar 3,17 juta ton dan butana 3,21 juta ton.
Bila harga LPG internasional ini juga ikut terkerek naik, maka diperkirakan harga LPG non subsidi di Tanah Air juga ikut terkena imbasnya.
(wia)[Gambas:Video CNBC]
