Internasional

Awas Perang Dunia 3, Ini Kekuatan Militer Rusia-Ukraina-AS

Feri Sandria, CNBC Indonesia
15 February 2022 11:00
Latihan perang di daerah yang dikendalikan Operasi Pasukan Gabungan di wilayah Donetsk, Ukraina timur. (AP/Vadim Ghirda)
Foto: Seorang wanita memegang senjata selama pelatihan tempur dasar untuk warga sipil yang diselenggarakan oleh Unit Pasukan Khusus Azov, dari Garda Nasional Ukraina, di Mariupol, wilayah Donetsk, Ukraina timur, Minggu (13/2/2022). (AP Photo/Vadim Ghirda)

Jakarta, CNBC Indonesia - Konflik Rusia dan Ukraina yang menyeret Amerika Serikat (AS) dan NATO makin panas. Bahkan media AS, mengutip sumber pejabat Presiden Joe Biden, menyebut ada kemungkinan Rusia menyerang Ukraina, Rabu, 16 Februari ini. 

Meski tak diketahui pasti, hal ini telah membuat Ukraina berjaga-jaga. Walau kecewa dengan pernyataan yang cenderung membuat panik warga, pemerintah Ukraina menyebut akan menjadikan hari itu sebagai Hari Persatuan, meski ada serangan atau tidak.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy meminta warga untuk mengibarkan bendera negara itu dan menyanyikan lagu kebangsaan secara serempak besok. "Mereka (barat) memberi tahu kami bahwa 16 Februari akan menjadi hari penyerangan. Kami akan menjadikannya sebagai Hari Persatuan," tegasnya dikutip Reuters.

Masalahnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina sebenarnya persoalan lama. Namun ini mulai memanas lagi akhir 2021.

Militer Rusia di November, disebut sedang bergerak dalam jumlah yang makin besar ke perbatasan Ukraina. Mengutip CNN International, sumber intelijen bahkan mengatakan Moskow sedang mencari cara menembakkan roketnya ke Kiev.

BBC melaporkan hal serupa juga, dimana Rusia dikatakan terus menambah pasukan ke wilayah perbatasan Ukraina, hingga 100.000 lebih. Konflik muncul karena Rusia tak ingin kehilangan pengaruh di wilayah bekas Uni Soviet itu seiring kedekatan Ukraina dan keinginannya menjadi anggota NATO.

Negara-negara Barat sendiri telah mengancam sanksi dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya jika Rusia benar-benar menyerang. Kelompok Tujuh ekonomi besar (G7) memperingatkan pada Senin ini tentang "sanksi ekonomi dan keuangan yang akan memiliki konsekuensi besar dan langsung pada ekonomi Rusia".

Halaman 2>>

Menurut penilaian militer dan intelijen AS, serangan Rusia bisa berdampak signifikan. Diperkirakan 50.000 warga sipil tewas atau terluka.

Rusia disebut mampu menundukkan pemerintah di Kyiv dalam waktu dua hari. Ini diyakini menimbulkan krisis kemanusiaan dengan jumlah pengungsi yang melarikan diri dapat mencapai 5 juta.

Hal ini sangat masuk akal, mengingat tanpa bantuan militer nyata dari AS dan blok NATO, kekuatan militer dimenangkan Rusia. Pengeluaran militer Rusia pada tahun 2020 tercatat mencapai US$ 61,7 miliar atau setara dengan Rp 885 triliun (kurs Rp 14.359/US$).

Padahal, jika dilihat musuhnya Ukraina, negara itu hanya memiliki anggaran kurang dari 10% dari itu. Di mana menurut data dari Stockholm International Peace Research Institute, pengeluarannya hanya US$ 5,9 miliar (Rp 85 triliun), 

Dan jumlah pasukan, Tentara Merah (Red Army) Rusia juga menang banyak, dengan 900.000 orang. Ukraina sendiri, menurut data International Institute for Strategic Studies, hanya 209.000 di Angkatan Darat.

Berdasarkan peringkat yang dihimpun Global Fire Power yang mengalkulasi lebih dari 50 faktor individu untuk menentukan skor PowerIndex (negara terkuat), Rusia tercatat berada di peringkat kedua. Sementara Ukraina berada di posisi ke 22.

Faktor-faktor yang diukur termasuk kekuatan militer dan keuangan hingga kemampuan logistik dan geografi.

Global Fire Power mencatat kekuatan militer darat Ukraina kalah telak dari Rusia dengan jumlah tank. Di mana negara itu hanya memiliki 2.596 berbanding 12.420 yang dimiliki Rusia.

Mobil bersenjata Ukraina tercatat ada 12.303 unit dengan Rusia memiliki 30.122 unit. Total pesawat tempur Ukraina hanya 318, tidak mencapai 10% dari yang dimiliki Rusia sebanyak 4.173.

Akan tetapi jika negara NATO, khususnya AS ikut turun dalam konflik tersebut, keseimbangan militer akan berubah. Mengingat AS merupakan negara dengan kekuatan militer terkuat di dunia.

 

Tapi ada sejumlah catatan. Bila di darat, Rusia bisa saja menang karena persenjataannya secara statistik lebih banyak dari yang dimiliki AS.

Rusia memiliki jumlah tank (12.420), self-propelled artillery (6.574), towed artillery (7.572) dan rocket projector (3.391) terbanyak di dunia. Ini mengungguli AS yang jumlah masing-masing 6.612, 1.498, 1.339 dan 1.366.

Tapi AS menang di jumlah mobil bersenjata. Di mana negara itu memiliki 45.193 mengungguli Rusia 30.122.

Namun, jika pertempuran terjadi di udara, Rusia akan menjadi jauh lebih lemah. Total pesawat tempur AS sebanyak 13.247 atau tiga kali lebih besar dari Rusia yang memiliki 4.173 pesawat tempur.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular