Internasional

Bos NATO Blak-blakan Sebut Serangan China ke Taiwan Bakal Seret Putin

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
07 July 2025 16:20
Tentara berdiri di samping kendaraan pengangkut M1167 TOW di tempat pelatihan Fangshan di Pingtung, Taiwan, 26 Agustus 2024. (REUTERS/Ann Wang)
Foto: Tentara berdiri di samping kendaraan pengangkut M1167 TOW di tempat pelatihan Fangshan di Pingtung, Taiwan, 26 Agustus 2024. (REUTERS/Ann Wang)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Mark Rutte memperingatkan bahwa jika China menyerang Taiwan, Beijing kemungkinan akan meminta Rusia untuk membuka front lain guna mengalihkan perhatian dan kekuatan NATO di Eropa.

"Jika China mengambil langkah terhadap Taiwan, Presiden Xi Jinping kemungkinan akan menghubungi 'mitranya yang sangat junior', dalam hal ini Presiden Rusia Vladimir Putin, untuk meminta bantuan mengganggu Eropa," kata Rutte dalam wawancara dengan The New York Times, dikutip Senin (7/7/2025).

"Itu kemungkinan besar akan menjadi jalan menuju kemajuan," tambahnya.

Komentar Rutte datang di tengah kekhawatiran yang meningkat di antara pejabat NATO bahwa Rusia bisa saja menyerang wilayah aliansi dalam beberapa tahun mendatang.

Sebelumnya, China dan Rusia membentuk "kemitraan tanpa batas" tepat sebelum invasi Rusia ke Ukraina pada awal 2022. Sejumlah pejabat Barat menilai bantuan China sangat penting bagi upaya militer Rusia, meski Beijing berkali-kali menyatakan bukan pihak dalam konflik.

Beijing menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri dan berulang kali menegaskan bahwa pulau itu suatu saat harus berada di bawah kendalinya. Dalam beberapa tahun terakhir, China juga telah melakukan latihan militer besar-besaran di sekitar Taiwan.

Meski begitu, pemerintah Taiwan yang demokratis menegaskan bahwa mereka adalah negara merdeka dan tetap menjalin hubungan erat dengan negara-negara Barat.

Laksamana pensiunan John Aquilino, mantan kepala Komando Indo-Pasifik AS, mengatakan kepada Kongres pada 2024 bahwa "semua indikasi menunjukkan Beijing siap menyerang Taiwan pada 2027."

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Jenderal pensiunan Charles Flynn, mantan Komandan Angkatan Darat AS di Pasifik, yang mengatakan bahwa ancaman invasi China ke Taiwan "tidak lagi jauh atau teoritis."

Pergeseran fokus militer Amerika ke kawasan Indo-Pasifik juga mendorong negara-negara Eropa meningkatkan pengeluaran pertahanan. Sementara itu, Sekjen NATO sebelumnya, Jens Stoltenberg, pernah menyatakan bahwa China banyak belajar dari kegagalan militer Rusia di Ukraina, termasuk bagaimana dunia merespons invasi tersebut.

 


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Ngamuk! Kapal Perang Anggota NATO Ini Nekat Masuki Selat Taiwan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular